• Berita Terkini

    Rabu, 13 April 2022

    Polisi Bubarkan "Perang Sarung" di Klirong


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Ada banyak cara dilakukan warga untuk mengisi datangnya bulan suci ramadan. Sayangnya tidak semuanya bersifat positif. Seperti yang dilakukan belasan remaja di Kecamatan Klirong ini.


    Dengan alasan iseng, mereka menggelar "perang di malam hari". Senjatanya berupa sarung. Sarung yang tadinya mereka gunakan untuk shalat itu diikat pada salah satu ujungnya, lalu dijadikan senjata. Dengan senjata sarung inilah, mereka "berperang sarung".


    Tanpa mereka sadari, sarung yang mereka pakai berperang sudah membahayakan keselamatan. Terlebih ujung sarung yang diikat sudah mengeras sehingga berbahaya 

    bila mengenai bagian kepala. 


    Menghindari hal yang tidak diinginkan, personel Polsek Klirong di bawah pimpinan Kapolsek AKP Sugiyanto, membubarkan paksa kegiatan itu. "Belasan remaja yang sedang asyik perang sarung di dekat lapangan sepakbola Desa Gebangsari Kecamatan Klirong berhasil dibubarkan Jumat (8/4/2022) malam. Dari belasan remaja, empat lainnya berhasil diamankan oleh regu patroli Polsek Klirong," ujar Kapolres Kebumen AKBP Piter Yanottama melalui PS Kasubsi Penmas Aiptu S Catur Nugraha, kemarin.


    AKP Sugiyanto menambahkan, pada saat kejadian kurang lebih terdapat 15 sampai 17 remaja yang sedang perang sarung, namun hanya empat yang berhasil diamankan. 

    Pembinaan dilakukan di Mapolsek Klirong dengan dipimpin Kapolsek Klirong AKP Sugiyanto, Senin (11/4).


    Mereka masing-masing BD (17), ES (17), CAR (17) dan RZ (16). "Barang bukti sarung yang diikat ujungnya agar keras untuk memukul lawan, juga kita amankan," katanya.


    Aiptu Catur menambahkan, dari barang bukti yang diamankan, perang sarung sangat berbahaya. Dampak yang ditimbulkan jika mengenai kepala, sangat mungkin terjadi cidera kepala ringan hingga cidera kepala berat. "Meski dari kain sarung, benda tersebut cukup keras dan membahayakan," ujar Aiptu Catur Nugraha, Selasa (12/4).


    Selanjutnya, para remaja tersebut telah dilakukan pembinaan dengan didampingi orang tua serta perangkat desa masing-masing.

    Kepada polisi, para remaja mengaku tidak kenal satu sama lain, karena dari berbagai desa. Motif perang sarung yang dilakukan, menurut pengakuan remaja tersebut hanya iseng. "Kalau kena ya sakit Pak. Saya hanya ikut-ikutan," kata salah satu remaja.


    Adanya peristiwa tersebut, Polres Kebumen mengimbau kepada para orang tua untuk lebih mengawasi anaknya saat bermain.  Kini para remaja itu telah dikembalikan kepada orang tua untuk dibina oleh keluarga masing-masing. Kepada polisi, para remaja mengaku kapok dan berjanji tidak mengulangi lagi perang sarung di kemudian hari.(win/cah)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top