KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, Desa Wonosari Kebume telah merintis Taman Tanaman Obat Keluarga (Toga). Ini dilaksanakan sejak awal tahun 2020 lalu. Dengan hadirnya taman tersebut, akhirnya bisa membantu masyarakat dalam pemulihan kesehatan.
Taman Toga ini dirintis bersama Puskesmas 2 Kebumen melalui inovasi Duda Enviro Tobat (Peduli, Waspada, Cegah Covid Corona Dengan Tanaman Obat). Ini dengan menggerakkan para Kader PKK desa setempat untuk menanam berbagai macam tanaman obat. Dan saat ini, para kader telah mampu menghasilkan berbagai macam produk olehan dari hasil taman Toga tersebut, dengan label jamu Srikandi.
Kepala Desa Wanasari Kebumen Nur Aziz mengatakan taman Toga ini dibangun oleh para kader PKK sejak bulan Januari 2020. Ini bekerjasama dengan Puskesmas Kebumen 2. Selain meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, adanya taman Toga ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, dengan berbagai produk yang dihasilkan.
“Saat ini produk jamu tersebut baru dijual dikalangan sendiri karena memang keterbatasan dari tanaman obat yang dihasilkan. Meski begitu, produk jamu tersebut cukup diminati oleh masyarakat,” tuturnya, Selasa (12/4/2022).
Disamping taman Toga, Desa Wonosari juga memiliki aplikasi kesehatan, bernama Mas Eviro yang bisa memantau kesehatan masyarakat, terutama pada saat wabah covid 19 kemarin, aplikasi tersebut sangat membantu. Dengan adanya binaan tersebut, para kader PKK cukup membantu dalam menanggulangi penyebaran wabah covid 19.
“Dengan aplikasi tersebut kami bisa mengakses siapa saja warga yang terpapar covid 19, dan disitu pula bisa diakses 9 bahan pokok untuk pembuatan jamu tradisional yang bernama jamu Srikandi,” jelasnya.
Kepala Bagian Tata Usaha Puskesmas Kebumen 2 Siti Maskhanah menuturkan tanaman obat, yang ada di Taman Toga Desa Wanasari ini cukup lengkap, mulai dari jahe merah, kunyit, jeruk nipis, sirih, sirsak, bunga telang dan masih banyak lagi. Dan pengelolaan dilakukan oleh kader dengan dipimpin oleh Ketua Pembina PKK desa setempat.
Kemudian, Puskesmas Kebumen 2 membina para kader untuk membuat suatu produk dengan bahan yang berasal dari taman Toga tersebut. Dan produk yang dihasilkan berupa jamu cair langsung minum dan juga jamu serbuk berlabel Srikandi.
“Jahe untuk kekebalan tubuh, bunga telang untuk anti oksidan, kencur untuk melegakan tenggorokan dan pasien covid 19 bisa mengkonsumsi jamu tersebut yang telah tersedia,” paparnya.
Sementara itu asisten Apoteker di Puskesmas Kebumen 2 dan pengelola program tradisional Wiji menjelaskan obat Kimia memiliki efek samping yang bisa dinetralisir ataupun diminimalisir efek sampingnya oleh obat obatan tradisional.
Sehingga obat tradisional, atau lebih dikenal dengan jamu ini adalah sebagai pendamping obat kimia, dan sebagai usaha preventif ataupun pencegahan.
Jadi ketika sakit, obat kimia harus tetap diberikan kepada pasien, dan untuk penyakit penyakit komorbit seperti diabetes dan hipertensi tidak boleh terlepas dari obat kimia. Akan tetapi, didampingi oleh ramuan ramuan herbal dan mengkonsumsinya ada konseling di Puskesmas dengan jarak 2 jam dari konsumsi obat kimia.
“Obat kimia itu kan sifatnya pengobatan, istilahnya kuratif, tapi untuk obat obat herbal itu untuk usaha preventif, jadi misalnya kita pas sakit itu dikasih obat kimia terlebih dahulu nah untuk pencegahannya supaya tidak kambuh baru kita mengkonsumsi ramuan herbal seperti itu,” ucapnya. (mam)