KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Pupuk bahan hal yang dibutuhkan untuk kesuburan tanaman. Terdapat dua jenis pupuk yakni organik dan buatan. Pupuk organik dipercaya lebih ramah lingkungan, karena berbahan alami. Selain itu pupuk organik juga lebih murah dan bisa dibuat sendiri.
Seperti yang dilaksanakan oleh Kader Adwiyata SD Negeri 1 Pejagoan. Dimana sebanyak 24 Adiwiyata SD Negeri 1 Pejagoan bersama dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pejagoan melakukan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dan Penanaman Pohon yang benar, Rabu (19/5/2022).
Kegiatan tersebut merupakan salah satu Program kerja sama antara dua instansi yang berbeda, namun mempunyai keterikatan yang saling terikat.
Kepala SD Negeri 1 Pejagoan Wardatul Adibah menyampaikan dalam rangka menyongsong kegiatan Adiwiyata Nasional 2022, perlunya adanya kegiatan terkait dengan lingkungan dan juga pelatihan untuk Kader Adiwiyata . Ini untuk dapat diterapkan di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Sebagai Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) merupakan salah satu Program Climate Smart Agricultur (CSA) atau Pertanian Cerdas iklim yang merangkul anak-anak usia dini untuk senantiasa memahami, mengerti dan juga bisa mencintai pertanian sejak dini.
“Kegiatan tersebut diikuti oleh Kader Adiwiyata, Guru pendamping, Penjaga Sekolah, Mahasiswa Mengajar, Kepala Sekolah, Koramil Pejagoan, Koordinator dan staff Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan juga perwakilan Petani dari desa seKecamatan Pejagoan,” tuturnya.
Kegiatan dimulai dengan pemberian materi dan pengarahan singkat oleh Koordinator BPP Pejagoan Sarwiji SPKP yang penuh dengan antusias terkait pembuatan pupuk organik dan juga penaman pohon yang benar.
“Untuk membuat pupuk harus mengunakan bahan-bahan yang alami. Ini baik berupa pupuk kandang dan juga hasil limbah organik dapur. Peberian pupuk organik sangat mempengaruhi untuk kesuburan tanaman, keseimbangan unsur hara di tanah dan juga sebagai pencegahan efek rumah kaca,” katanya.
Wardatul Adibah menyampaikan setelah mendapatakn pengarahan dan penjelasan, anak-anak langsung terjun langsung membuat pupuk tersebut. Mereka tampak antusias tanpa ada keraguan terhadap rasa kotor atau jijik. Anak-anak malah sangat antusisa membuat pupuk organik, terbukti dengan mengaduk satu bahan dengan bahan yang lain sampai merata.
“Bahan-bahan yang dicampur menjadi satu antara lain kotoran hewan, sekam bakar, kapur tanaman, sari tebu, air dan juga Em4 Pertanian,” ungkapnya.
Setelah pembuatan pupuk organik, anak-anak langsung mencoba untuk menanam pohon dengan arahan dari BPP. Proses penanaman dimulai dari pembuatan lobang tanam dengan ukuran tertentu dan juga jarak antar lobang. Setelah itu dilakukan pemberian pupuk dasar, membukaan polybag dan juga penutupan tanah.
“Dengan kegiatan ini, sangat di harapkan anak-anak yang sebagai penerus bangsa dan juga ujung tombak beberapa tahun kedepan, mampu mencinti lingkungan sekitar terutama mau menaman pohon untuk mengurangi Global Warming yang sangat extreme serta memahami dan mempunyai rasa ketertarikan tentang pertanian sejak dini,” ucapnya. (mam)