KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Selain pembangunan fisik atau infrastruktur pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi hal yang utama. Pembangunan SDM menjadi investasi yang sangat penting dalam membangun sebuah peradaban.
Hal ini pula yang dilakukan oleh Pengurus Ranting NU Surotrunan Alian. Setelah kurang lebih 10 tahun vakum, kini Ranting NU Surotrunan bangkit kembali dibawah kepemimpinan Akif Fatwal Amin. Salah satu yang menjadi programnya yakni Beasiswa Pesantren.
Program ini akan langsung direalisasikan pada tahun 2022 ini yakni pada tahun ajaran baru Juli mendatang. Untuk pertama sebanyak dua calon santri yang akan mendapat beasiswa selama 3 tahun. Jumlah tersebut akan bertambah di tahun berikutnya.
Akif Fatwal Amin menyampaikan kali ini Keluarga Besar NU Surotrunan yakni Pengurus NU, Muslimat dan Fatayat melaksanakan kegiatan silaturahmi dan Halal Bihalal bersama. Kesempatan lali ini juga dilaksanakan pelantikan Pengurus GP Ansor Surootrunan masa Bakti 2022-2024.
Acara juga dihadiri oleh Bupati Kebuman H Arif Sugiyanto SH. Pelantikan GP Ansor Surotrunan dilaksanakan oleh Ketua GP Ansor Kebumen.
Akif menyampaikan adanya beasiswa pesantren membuktikan bahwa Ranting NU Surotrunan tidak hanya konsen dalam pembangunan fisik semata seperti masjid dan mushola. Namun juga melaksanakan pembangunan SDM. “Beasiswa pesantren sangat penting. Ini juga untuk meningkatkan generasi Penerus NU di Surotrunan,” tuturnya, Senin (16/5).
Beasiswa Pesantren menjadi bagian dari kederisasi di Struktural NU. Minimal saat ini NU telah melakukan kederisasi. Ini sangat penting kelak di kemudian hari. Untuk tahun berikutnya, jumlah santri yang akan mendapatkan beasiswa bertambah. Jika kali ini hanya dua orang, maka ditahun mendatang akan ada `lima orang. “Mudah-mudahan program tersebut dapat berjalan lancar sebagaimana mestinya,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH menyambut baik adanya program beasiswa pesantren tersebut. Dalam kesempatan itu, Bupati H Arif juga menepis isu yang beredar di masyarakat yang menyebut adanya bisyaroh atau uang saku (amplop) jika ada masyarakat atau kelompok masyarakat ingin mengundang dirinya dalam suatu acara.
Bupati menegaskan, isu itu tidaklah benar. Masyarakat kata dia, bisa kapan saja mengundang Bupati tanpa harus memberikan bisyaroh. Bupati melarang masyarakat melakukan itu, jika pun dikasih, Bupati tidak akan menerima.
“Banyak isu yang bilang kalau mau ngundang bupati harus ngasih bisyaroh. Jelas saya katakan, tidak ada bisyaroh-bisyarohan. Ngundang Bupati gratis. Sepeserpun kami menolak dan melarang adanya bisyaroh," ucapnya. (mam)