KEBUMEN – Sebagai role model atas capaian indikator kapitasi berbasis kinerja (KBK) pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), BPJS Kesehatan Cabang Kebumen mengundang FKTP dengan capaian KBK terbaik untuk menjadi narasumber dalam acara Best Practice Sharing (BPS) FKTP.
Menurut Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kebumen, Titus Sri Hardianto, kegiatan ini juga dilakukan sebagai bentuk apresiasi BPJS Kesehatan kepada FKTP terkait atas capaian KBK yang diperoleh. Ia menambahkan melalui kegiatan BPS ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan motivasi bagi FKTP lainnya untuk meningkatkan capaian indikator KBK.
Ia menjelaskan agar pelaksanaan BPS FKTP dapat secara efektif berdampak pada perbaikan kinerja FKTP peserta , BPJS Kesehatan dalam mempersiapkan kegiatan BPS telah berkoordinasi dengan seluruh narasumber perihal kerangka materi dan poin2 penting yang perlu di sampaikan oleh setiap narasumber.
Selain itu juga memperhatikan kesamaan karakteristik jenis FKTP narasumber dengan FKTP peserta, sehingga kegiatan BPS pun dibagi berdasarkan jenis FKTP.
Dalam kesempatan ini BPS dilakukan pada Puskesmas di wilayah Kabupaten Kebumen dengan narasumber Puskesmas Kebumen II Kebumen.
“Kami mengapresiasi keberhasilan Puskesmas Kebumen II atas pencapaiannya dalam indikator KBK. Kami harap melalui BPS ini Puskesmas lainnya bisa mencontoh upaya yang dilakukan Puskesmas Kebumen II,” ungkap Titus (23/05).
Kepala Puskesmas Kebumen II, Tarman, dengan senang hati membagikan tips dan triknya serta strategi-strategi yang telah dilakukan dalam pelaksanaan capaian indikator KBK. Diantaranya terkait angka kontak, rasio rujukan non spesialistik, rasio peserta prolanis, capaian rasio rujukan, dan jumlah kunjungan program rujuk balik aktif. Selain itu ia juga memaparkan tentang kepatuhan FKTP terhadap kontrak kerjasama baik mencakup aspek mutu maupun aspek biaya.
“Dalam pelaksanaan Program JKN-KIS, peran FKTP dalam menjalankan fungsinya sebagai gate keeper sangatlah penting. Untuk itu FKTP seyogyanya menjalankan fungsi tersebut dengan optimal,”kata Tarman.
Pertama sebagai first contact, yaitu Puskesmas merupakan tempat pertama yang dikunjungi peserta setiap kali mendapat masalah kesehatan. Kedua continuity, yaitu hubungan FKTP dengan peserta dapat berlangsung secara berkelanjutan/kontiyu sehingga penanganan penyakit dapat berjalan optimal. Ketiga comprehensiveness, yaitu FKTP memberikan pelayanan yang komprehensif terutama untuk pelayanan promotif dan preventif. Keempat coordination, yaitu FKTP melakukan koordinasi pelayanan dengan penyelenggara kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta sesuai kebutuhannya.
Ia berharap BPS yang disampaikannya bisa bermanfaat bagi FKTP lainnya. Di akhir, ia berpesan agar FKTP terus bersemangat dalam mengoptimalkan perannya dalam menjalankan Program JKN-KIS termasuk dalam upaya meningkatkan capaian indikator KBK. (fur)