• Berita Terkini

    Kamis, 02 Juni 2022

    Kesaksian Warga Soal "Tragedi Karanggedang" yang Gemparkan Kebumen

    foto asaefurrohman/ekspres

    Sudah Sering Cekcok, Tersangka Kirimkan Ancaman via Surat dan Pesan WA



    PERISTIWA pembunuhan sepasang suami istri oleh saudara kandungnya, terjadi di Desa Karanggedang Kecamatan Sruweng. "Tragedi"  pada Rabu malam (1/6/2022) itupun  menyentak publik Kebumen yang sebelumnya "adem". Lantas bagaimana keseharian korban dan pelaku yang kini sudah tersangka?

    -----------------------------

    M SAEFURROHMAN, Kebumen

    -----------------------------



    SUASANA duka masih menyelimuti rumah di RT 4 RW 4 Desa Karanggedang Kecamatan Sruweng. Ratusan warga silih berganti untuk menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya pemilik rumah. Sejumlah karangan bunga duka cita pun terlihat di halaman. 


    Ya itulah rumah duka, almarhum Warsono (69) dan istrinya Tari Sulastri (58) yang menjadi korban penganiayaan berat hingga meninggal oleh TS (58) yang tak lain saudara kandung Tari.


    Suasana haru dan pilu sangat terasa kemarin.  Hingga Kamis sore (2/6/2022) sekitar pukul 16.30 WIB, rumah duka masih dipenuhi pelayat dari keluarga korban, namun kedua jenazah masih dalam proses pemulangan dari Otopsi di RS Margono Banyumas. 


    Kepala Desa Karanggedang, H Sutopo ditemui Kebumen Ekspres, kemarin mengungkapkan dukanya yang mendalam. Ia merasa sangat terpukul dan tidak menyangka bahwa warga sekaligus teman jamaah sholat subuhnya bakal mengalami nasib tragis.


    Ya, almarhum Warsono adalah rekan Kades. Bahkan, hanya beberapa saat sebelum kejadian, mereka masih melaksanakan shalat Isya berjamaah. "Saya tidak mengira, awalnya dapat laporan dari warga, padahal korban ini rajin ibadah, kalau sholat subuh, magrib dan isya itu sering bareng saya," kata Sutopo yang juga purnawirawan TNI.


    Sutopo menambahkan, mengenai kasus ini, pihaknya sebagai kepala desa sepenuhnya menyerahkan kepada pihak kepolisian.


    Dari informasi yang berhasil dihimpun Ekspres, TS merupakan adik kandung dari Tari Sulastri yang merupakan istri dari Warsono. Rumah TS dan Warsono berdampingan.


    TS diketahui merupakan sarjana teknik di salah satu universitas di Purwokerto. Ia sempat bekerja di beberapa perusahaan di Kebumen dan Sragen. Hanya, dari informasi warga menyebutkan, TS kemudian memilih berhenti bekerja karena  memiliki kekurangan tuna rungu.


    "Pernah kuliah di Purwokerto, kalau nggak salah lulusan Sarjana Teknik Sipil," kata H Nur Kholid, Mantan Kepala Desa Karanggedang periode 1999-2007.


    Nur Kholid menjelaskan, ketidak sukaan TS terhadap kakaknya sudah terjadi sejak lama. Persisnya sejak pembagian warisan saat orang tua mereka masih hidup. Saat itu, TS yang sudah tidak bekerja, mendapat bantuan dana dari sang ayah seorang purnawirawan TNI. 


    Sejak itulah kakak beradik ini mulai berselisih paham.  "Itu sudah sering beda paham sejak lama. Awalnya setelah pembagian warisan saat bapaknya yang seorang purnawirawan TNI masih hidup, pembagian warisan dulu sekitar tahun 2003-2004, mungkin karena perbedaan ekonomi menjadikan perselisihan," ujar Nur Kholid kepada Ekspres kemarin.


    TS, diketahui sudah menaruh dendam kepada korban. Bahkan, sebelum nekat menganiaya, TS sempat mengirim pesan WhatsApp berupa ancaman kepada anak korban bahwa orang tuanya akan dibunuh.


    Ngerinya, ancaman itu bukan gertak sambal semata. Ia merealisasikannya pada Rabu (1/6) malam.  "Dulu katanya sempat mengirim pesan WA kepada anaknya yang sedang merantau kalau ibunya mau dibunuh oleh pelaku," tambah Nur Kholid.

    Slamet (60) tetangga korban menambahkan, TS juga sering mengirimkan pesan atau encaman melalui surat kepada korban. "Sudah lama ada rasa tidak senang dengan korban, bahkan dikirimkan lewat surat," ujar Slamet bersama beberapa warga lain.


    Di lingkunganya, TS dikenal sebagai orang pendiam, namun saat beraktifitas ia terkadang masih sempat menyapa warga. "Kalau orangnya pendiam. Tapi kadang kalau lewat juga sering sesekali menyapa (warga)," tambah Slamet.


    Sementara itu, Surono adik dari korban, mengatakan ia tidak pernah menyangka bahwa adik kakak iparnya melakukan hal yang nekad. Ia menjelaskan kakaknya Warsono dan Tari Sulastri saat kejadian hanya tinggal berdua, semua anaknya merantau di luar daerah.


    "Saya adik dari Surono, kalau T (TS) kan adik dari istri kakak saya. Ya kami sekeluarga tidak menyangka lah bakal seperti ini, padahal kakak saya orangnya baik rajin ibadah dan merangkul keluarga banget," katanya.


    Sebelumnya, pasangan suami istri  Warsono (69) dan istrinya Tari Sulastri (58) ditemukan meninggal di rumah mereka, RT 4 RW 4 Desa Karanggedang Kecamatan Sruweng pada Rabu malam (1/6/2022) sekitar pukul 20.00 WIB.

    Belakangan terungkap, keduanya meninggal akibat dianiaya TS dengan menggunakan pipa besi.


    Kapolres Kebumen, AKBP Burhaanuddin  Kamis (2/6), menyampaikan, pelaku adalah  TS (58) yang merupakan adik kandung korban.  Pelaku saat ini sudah berstatus tersangka dan ditahan

    Pembunuhan itu dilakukan tersangka di rumah korban di Desa Karanggedang, Kecamatan Sruweng. Korban dibunuh dengan pipa besi yang diarahkan ke kepala para korban hingga meninggal.  

    Tersangka mendatangi rumah korban sekitar pukul 19.30 WIB, kemudian mengunci pintu dan mematikan lampu. "Saat melihat kakaknya, dipukul kepalanya berkali-kali dengan sebatang pipa besi. Dan ini telah direncanakan kurang lebih empat bulan yang lalu," jelas AKBP Burhaanuddin.(*)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top