SEMARANG - Sejumlah 31 orang Bintara Noken atau Bintara Polri asal pengiriman Polda Papua dan Papua Barat menerima arahan dari Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Abioso Senoaji, bertempat di aula lantai 6 Mapolda Jawa Tengah pada Selasa (12/7).
Para bintara asli Papua tersebut menerima arahan dikarenakan telah usai menjalani masa orientasi kedinasan selama satu tahun. Sejak 13 Juli 2021 para Bintara itu menjalani penugasan magang di Ditsamapta Polda Jateng.
Direncanakan, pada akhir Juli, mereka akan kembali ke Papua dan Papua Barat untuk kemudian diterjunkan sebagai polisi aktif guna melayani masyarakat di daerah asal.
Usai memberikan arahan, Wakapolda menerangkan pada media bahwa para Bintara tersebut menerima pembekalan tentang hakekat penugasan seorang Polri. Para Bintara tersebut merupakan putera-putera terbaik Papua yang terpilih untuk mengabdi sebagai anggota Polri.
"Kepada mereka juga disampaikan bahwa profesi Polri bukan hanya sebagai ladang pengabdian tetapi juga ladang ibadah. Tentunya, ini nanti yang harus kita pertanggung jawabkan nanti di hadapan Tuhan. Hal ini yang harus mereka bawa saat kembali bertugas di Papua," kata Brigjen Abi.
Dirinya juga menyampaikan harapan agar para Bintara noken menerapkan doktrin-doktrin kepolisian saat bertugas di Papua dan menyuarakan semangat persatuan sebagai sesama anak bangsa Indonesia.
"Saya yakin banyak hal positif yang mereka peroleh selama di Jateng. Saya juga meminta mereka untuk menjadi Polri yang betul-betul melayani masyarakat dan bukan sebaliknya," lanjutnya.
Dia menekankan para bintara noken ini baru melangkahkan karier di dunia kepolisian. Ladang pengabdian sesungguhnya, harus dapat mereka jalani dengan baik pada masa dinas mereka yang masih cukup panjang.
Sementara Kabag Kermadian Akpol, Kombes Pol Jeremias Rontini, selaku orang tua asuh menerangkan bahwa para Bintara asli Papua merupakan hasil didikan Sekolah Polisi Negara di Papua dan berasal dari berbagai latar belakang.
"Ada yang berasal dari keluarga petani, buruh perkebunan maupun kuli angkut," kata Jeremias.
Tujuan pengiriman mereka untuk melaksanakan orientasi dinas atau magang di Polda Jateng, lanjutnya, adalah untuk menggali pengalaman dan belajar berbagai ketrampilan kepolisian.
Ketrampilan berkomunikasi dan bernegosiasi, ungkap Jeremias, amat diperlukan para Bintara asli Papua tersebut.
"Ilmu tentang negosiasi, cara melayani masyarakat secara santun yang ada di Jawa Tengah, bisa mereka serap. Nantinya ilmu-ilmu tersebut dapat dipraktekkan saat bertugas di Polda asal. Tentunya budaya dan bahasa yang digunakan memang berbeda, tapi metode dan bentuk ideal bagaimana melayani masyarakat pada intinya tetap sama. Nanti disana para Bintara ini bisa menyesuaikan," tambahnya.
Pemilihan Polda Jateng sebagai tempat mereka belajar, kata dia, bukannya tanpa alasan. Selama ini Polda Jateng dianggap sebagai wilayah yang memiliki dinamika tinggi namun memiliki situasi Kamtibmas yang stabil.
Menurutnya banyak nilai-nilai positif terkait pergaulan kemasyarakatan dan dinamika tugas kepolisian yang dapat diserap oleh para Bintara asli Papua selama di Jateng
"Mereka (Bintara asli Papua) selama di Jateng ternyata mampu menjalankan proses magang dengan baik. Banyak hal-hal positif yang dapat mereka serap selama disini," imbuh pamen lulusan Akpol 1996 itu.
Salah seorang Bintara magang asli Papua, Bripda Esau, menuturkan banyak pengalaman kemasyarakatan yang diperolehnya di Jateng. Remaja ini juga mengaku selama magang hatinya tertambat pada seorang gadis di Surakarta.
"Soal pacar saya bertekad jalan terus meskipun harus kembali ke Papua," kata dia.
Dirinya juga mengaku mendapat banyak ilmu dan pengalaman dapat selama magang. Dia berharap hal tersebut dapat diterapkan saat bertugas di Papua nanti.
"Kami juga mengucapkan terima kasih pada Kapolda Jawa Tengah atas kesempatan magang dan ilmu yang sudah kami peroleh," kata Esau yang diamini oleh sejumlah rekannya.