KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Untuk kali pertama di Kebumen digelar Kontes Entok. Ini dilaksanakan oleh Komunitas Sedulur Entog Kebumen dan Asosiasi Peternak Entog Nusantara (ASPEN). Acara digelar di Obyek Wisata Pantai Setrojenar Buluspesantren, baru-baru ini.
Entog merupakan unggas yang dipelihara untuk banyak dimanfaatkan dagingnya. Meski demikian beberapa jenis entok juga ada yang dipelihara untuk tujuan hias. Beberapa ada yang menyebut atau mentok, enthok atau entog. Ada pula yang menyebut, basur, itik manila dan bebek manila. Dalam Bahasa Inggris disebut Muscovy Duck atau Barbary Duck.
Dalam kotes, ratusan entog dari berbagai jenis dari beberapa wilayah ditampilkan. Kegiatan bertujuan untuk mempertemukan dan menjadi ajang silaturahmi bagi para peternak entog yang tergabung dalam asosiasi peternak entog nusantara(ASPEN).
Ketua Asosiasi Peternak Entog Nusantara Budi Wahono menyampaikan ratusan ekor entog berbagai jenis dari beberapa wilayah hadir dalam event kali ini. Ini diantaranya dari Purworejo, Magelang, Cilacap, Banyumas dan Pemalang, bahkan dari Tulungagung Jawa Timur.
Kopdar yang diselingi dengan mini kontes tersebut merupakan kali pertama berlangsung di Kebumen. Adapun penilannya meliputu bobot dan motif bulunya.
“Event kali pertama di Kebumen ini dalam rangka kopdar para peternak entok yang tergabung dalam ASPEN. Berbagai jenis entok mulai dari lokalan, dragon, jali, putih, rambon cokelat dan silver, kepala putih hingga milenial baik jantan maupun betina ditampilkan,”tuturnya.
Selain sebagai peliharaan, entok juga bisa sebagai ternak potong yang menggembirakan. Bobot entok yang dirawat dengan baik dapat mencapai 6 kilogram. Entog juga kebal terhadap penyakit daripada hewan unggas lainnya.
“Entok yang jadi peserta telah dicek kesehatannya agar tidak menularkan virus maupun penyakit,” katanya.
Disampaikan pula, adanya kontes juga diharapkan dapat mengangkat harga entog. Sebab jika dipamerkan otomatis masyarakat akan mengenal. Setelah itu otomatis akan meningkatkan ketertarikan. JIka sudah demikian akan ada keinginan untuk membeli, memiliki dan memeliharanya. “Entog yang tadinya hanya sekedar dimanfaatkan daging hanya untuk dimasak, kini dapat dipamerkan untuk hiasan,” ucapnya. (mam)