KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Beragam budaya dan tradisi masih terus dilestarikan oleh masyarakat. Hal ini pula yang dilaksanakan warga Nampudadi Petanahan dengan menggelar Haul Syaikh Abdul Fatah. Selain untuk mengharap barokah, haul juga merupakan kegiatan untuk mengenang jasa para ulama.
Haul merupakan suatu acara yang dilaksanakan untuk menghormati jasa para ulama. Dimana dengan perjuangan dan ketekunan dalam berdakwah, Para ulama berhasil membuat Agama Islam menjadi agama mayoritas di nusantara ini. Dengan demikian para ulama memang patut dikenang dan menjadi suri tauladan bagi Umat Muslim.
Ini baik dalam ketaatan menjalankan ibadah kepada Allah SWT maupun dalam kehidupan bersosial. Di Desa Nampudadi Pedukuhan Sentul terdapat makam dua tokoh besar yakni Syaikh Abdul Fatah dan Raden Ngabehi Wanantaka.
Penjaga Makam Syekh Abdul Fatah Slamet menyampaikan Syaikh Abdul Fatah merupakan tokoh ulama di Dukuh Sentul. Dalam sejarahnya beliau merupakan murid dari Syaikh Abdul Awal yang makamnya berada di Desa Kebonsari Petanahan.
“Adapun salah satu wujud peninggalannya berupa mushola yang masyhur dikenal dengan istilah Mushola Tiban. Selainitu terdapat pula satu buah alat terbang (rebana) peninggalan beliau yang masih terawat hingga kini,” tuturnya, baru-baru ini.
Sedangkan Raden Ngabehi Wanantaka merupakan Tokoh Pemerintahan Nampudadi. Beliaau merupakan sesepuh yang banyk berjasa. Beberapa peninggalannya yakni Situs Lawang (Kori) yang masih di uri-uri dan di jaga kelestariannya oleh masyarakat.
Ketua Panitia Maryo menyampaikan salah satu tujuan haul yakni untuk mengenang jasa jasa beliau. Selain itu juga untuk mengingat mati. Dimana hidup tidak selamanya. Selain terdapat pula kehidupan setelah kematian. “Ini seperti nasehat ulama yakni Wa Kafaa Bil Mauti Wa Idzho yang artinya cukuplah kematian sebagai pemberi nasehat,” jelasnya.
Rangkaian acara dilajsanakan selama dua hari. Ini diawali dengan ziarah bersama. Kemudian dilanjut tadarus di Makam Syeikh Abdul Fatah serta pembacaan manaqib di Mushola Tiban. Acara ditutup dengan pengajian oleh KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) dari Tegalrejo Magelang. (mam)