KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Adanya rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat sejumlah nelayan resah. Hal ini lantaran akan menambah biaya operasional untuk melaut. Sedangkan penghasilan nelayan sendiri tidak menentu.
Para nelayan meminta kompensasi pada pemerintah agar tidak ada kenaikan harga BBM. Terlebih kini, gelombang laut cukup tinggi yang membuat mereka berhenti total melaut.
Salah seorang nelayan Pantai Happy Desa Ayamputih, Buluspesantren Tumijan menuturkan pihaknya sangat keberatan apabila harga BBM dinaikkan oleh pemerintah. Serta tidak setuju dengan keputusan pemerintah.
Menurutnya, saat BBM masih dihargai normal saja untuk biaya oprasional melaut sudah cukup tinggi. Telebih terkadang pendapatan di laut juga tidak menentu. Apabila BBM dinaikkan tentunya akan memberatkan para nelayan.
“Harapan saya kepada pemerintah mohon dengan sangat jangan dinaikkan BBM karena kemungkinan nelayan akan tambah susah kalau BBM terus naik. Dampak kenaikan jelas, yakni biaya oprasional itu akan naik,” paparnya, baru-baru ini.
Sementara itu, nelayan lain Fajar Mustofa mengaku sudah dua bulan lebih tidak melaut. Hal ini dikarenakan tingginya ombak di laut Pantai selatan. Bahkan akibat dari gelombang tinggi ini ada beberapa perahu yang rusak.
Sedangkan untuk perbaikan juga membutuhkan biaya. Hal iniitentunya akan menjadi dilema bagi para nelayan karena penghasilan utama mereka hanya dari tangkapan ikan dari laut. Sedangkan saat ini gelombang laut cukup tinggi.
Dirinya berharap, gelombang tinggi agar bisa segera mereda. Selain itu, ia juga meminta kepada pemerintah untuk memberikan bantuan guna memperbaiki peralatan mencari ikan dan perahu nelayan.
“Gelombang tinggi dari kemarin, ada tiga yang rusak. Harapan ke depan mudah-mudahan gelombangnya cepat mereda supaya bisa melaut lagi . Kami juga berharap pemerintah memberi bantuan alat lah. Jika BBM naik akan diikuti oleh kenaikan harga lainnya,” ucapnya. (mam)