KEBUMEN (kebumenekspres.com)--Penyerapan air pada Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Tirta Utama Provinsi Jawa Tengah di Kebumen hingga kini belum makasimal, atau bahkan bisa dikatakan sangat kecil. Pasalnya dari kapasitas 300 liter per detik, baru terserap 25 persen saja.
Hal tersebut mengemuka saat Focus Grup Discusion (FGD) yang dilaksanakan oleh PDAB Tirta Utama di Hotel Mexolie, Kamis (4/8/2022). Acara dihadiri oleh Direktur Utama PT Tirta Utama (Perseroda) Djoko Suprapto SE MM, Ketua dan Anggota Komisi C DPRD Jawa Tengah, serta Akademisi Lidya Harahap SE MM dari Universitas Putra Bangsa.
Menurut Dirut PT Tirta Utama Djoko Suprapto menyampaikan Kabupaten Kebumen telah mendapatkan dana kisaran Rp 300 miliar dari Pemerintah Pusat dan Provinsi. Ini untuk membangun investasi air bersih. Namun demikian hingga kini penyerapanya hanya baru kisaran 25 persen saja dari kapasitasnya. “Padahal mengelola 75 liter dengan 300 liter biayanya sama,” tuturnya.
Disampaikan pula, Karena PDAB Tirta Utama domainnya pada di unit air baku dan transmisi dari sungai, mata air atau bendungan hingga Instalasi Pengolahan Air (IPA). Selanjutnya dari IPA hingga ke rumah masyarakat menjadi domain bupati/walikota serta PDAM. “Dalam hal ini tentu sangat disayangkan, sebab dari kapasitas 300 liter perdetik, 225 diantaranya belum terpakai,” paparnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi C DPRD Jawa Tengah Bambang Haryanto Baharudin, mengatakan dengan anggaran yang telah diberikan, mestinya harus diserap dan bermanfaat untuk masyarakat. Ini dengan targetnya sambungan hingga sampai ke rumah masyarakat. “Dengan anggaran Rp 300 miliar telah dibangun dengan berkapasitas 300 liter per detik baru terserap 75 liter per detik. Saya kira ini tema kali ini sangat aktual dan faktual. Apresiasi untuk PDAB Tirta Utama dengan adanya acara ini. Mudah-mudahan FGD akan membuahkan hasil konkret," kata Bambang Haryanto.
Sekedar informasi saja, Pada FGD di Mei lalu, PDAM Kebumen menyatakan akan memaksimalkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Keburejo. Dengan anggaran yang sudah diberikan. Apabila implementasi masih rendah maka akan menjadi pertimbangan bagi SPAM Regional wilayah lain.
Sementara itu menurut Lidya Harahap, isu strategis Kabupaten Kebumen di antaranya tarif air yang tinggi. Selain itu kemampuan masyarakat untuk menyambung PDAM juga masih rendah. "Selain itu, Kebumen wilayah geografisnya cukup luas. Namun belum semua terjangkau oleh PDAM. Edukasi mengenai air sebagai kebutuhan mendasar bagi manusia juga perlu disampaikan,” ucapnya. (mam)