KENDAL - Siapa sangka Ghufron, seorang nelayan asal Desa Bandengan, Kecamatan/Kabupaten Kendal, akan mendapatkan perhatian dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Melalui asuransi nelayan yang digagas Ganjar, dirinya mendapatkan keringanan pembiayaan pengobatan berupa asuransi nelayan (asnel) usai mengalami kecelakaan saat melaut.
Perhatian itu diberikan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng. Tentu saja, dengan adanya asnel, pihak yang membutuhkan amat terbantu. Mengingat, mereka harus menjalani perawatan dan tidak bisa melaut hingga kondisi sembuh.
"Terima kasih pak Ganjar, terima kasih Pemprov Jateng sudah memberikan bantuan asuransi nelayan sebesar Rp 5 juta untuk pengobatan tangan saya," tutur Ghufron yang telah sembuh, ditemui di kampung nelayan Bandengan, Kendal, Rabu (7/9/2022).
Dia menerima asnel sebesar Rp 5juta. Uang itu dipakai dirinya menjalani pengobatan, baik di rumah sakit maupun berobat jalan selama 10 hari. Oleh karena itu, dia amat bersyukur mendapatkan asuransi. Sebab jika tidak, dia harus mencari utang padahal kondisinya masih sakit.
"Seandainya enggak ada asuransi ya, harus cari utang. Kalau ada diutangi. Kalau enggak ada kan isinya mikir sama mikir," ungkapnya sembari mengingat situsi pascakecelakaan laut.
Pria yang mengandalkan pendapatan keluarga dari aktivitas mencari ikan di laut ini mengaku menerima asuransi setelah mengalami kecelakaan saat mencari ikan di laut. Ketika itu, dirinya sedang berupaya menangani mesin perahunya. Nahas, tangan kanannya terkena bagian mesin perahu dan mengalami luka cukup parah.
Penerima manfaat lainnya adalah keluarga nelayan atas nama Sumantri, warga RT 3 RW 2 Desa Bandengan, Kendal. Sumantri meninggal dunia di tengah aktivitas melautnya.
Sang istri, Muasriyah, tak kuasa menahan sedih kala mendengar kabar suaminya meninggal dunia. Dia menerima asuransi nelayan senilai Rp 20 juta. Uang asuransi itu bisa dimanfaatkannya untuk keluarga yang ditinggal.
"Bisa membantu keluarga, anak-anak dan segala macam. Saya masih punya tanggungan semenjak bapak meninggal," ucap Muasriyah di rumahnya.
Selain juga, dia memanfaatkan uang asuransi untuk berbagai keperluan kebutuhan keluarga. Dengan adanya asuransi nelayan, keluarganya bisa terbantu.
Dia berterima kasih dengan pemprov karena mendapat asuransi nelayan. Uang asuransi itu amat berguna bagi keluarga nelayan yang ditinggal.
Sekretaris DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kendal Abdul Ghofar berterima kasih kepada gubernur atas program asuransi nelayan. Sebab hal itu penting bagi nelayan yang bekerja penuh risiko di laut.
"Asuransi ini sangat berguna bagi nelayan bila mana mengalami musibah atau insiden di laut," kata Ghofar.
HNSI Kendal mencatat, jumlah nelayan di wilayahnya mencapai sekitar 15 ribu orang. Program asurasi nelayan yang digencarkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memang mampu memberikan rasa aman.
Program asnel yang digencarkan Ganjar mampu memberikan rasa aman bagi nelayan. Tercatat, sejak pengguliran program Asnel Jateng dan Bantuan Premi Asuransi Nelayan (BPAN) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2016- 2022, total 151.457 orang nelayan kecil tercover asuransi.
"Jadi kalau yang tercover (asuransi nelayan) dari pusat tahun 2016-2019 sebanyak 111.457 ribu orang, dari provinsi dari tahun 2019-2022 sebanyak 40.000 nelayan , terdiri dari 2019 ada 10 ribu, di tahun 2020 hingga 2021 kita jadikan satu yaitu 20 ribu orang, di tahun 2022 kita targetkan 10 ribu juga. Total seluruhnya sudah 151.457 ribu orang," beber Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng, Fendiawan Tiskiantoro via telepon.
Dari asuransi yang teralokasikan APBD tersebut, menurutnya, sudah ada nelayan yang terbayar klaimnya. Dengan proses pengurusan asuransi sekitar sepekan sejak masuknya laporan. Setelah sebelumnya, pemerintah provinsi mendapat laporan dari pemerintah kabupaten/kota asal nelayan.
"Teknis pencairan asuransi, nantinya lapor ke kabupaten/kota, baru ke provinsi dan nanti dengan pihak penyedia asuransinya akan diproses. Cepat kok. Laporan tidak sampai seminggu. Alhamdulillah selama ini berjalan dengan baik," jelasnya lebih lanjut.
Hal itu merupakan upaya pemprov untuk membantu nelayan kecil. Bahkan, dia menilai program tersebut belum ada di provinsi lain. Oleh karenanya, Fendi menyebut, program asuransi merupakan terobosan atau inovasi perlindungan bagi nelayan. Dengan sumber anggaran berasal dari APBD.
Dia menuturkan, program ini sudah berjalan sejak tahun 2019 dengan nelayan yang tercover pada tahun itu 10 ribu orang. Jumlah APBD yang dianggarkan tahun 2022 juga bernilai sama. Sebelumnya saat pandemi, program tersebut terpaksa berjalan dengan cara digabung antara tahun 2020 dan tahun 2021. "Rencana tahun ini Rp 1 miliar di tahun 2022, jumlah (asuransi) Rp 100 ribu per nelayan. Tahun kemarin itu Rp 175ribu. Total tahun kemarin (tahun 2020 dan 2021) Rp3,5 miliar. Tahun sekarang terbatas 10 ribu, nanti Rp 1 miliar," tambah Fendi.
Sedangkan untuk program di tahun 2022, terang Fendi, masih berlangsung dan sudah muncul pemenang lelangnya. Kemungkinan proses yang akan berjalan adalah tahapan perlengkapan dokumen pemenang lelang. Setelah itu, pihaknya akan segera mengumumkannya jika semua proses telah selesai.
Fendi menuturkan, total nelayan di Jateng terbaru yaitu 171.248 orang. Sebagian besar nelayan itu berasal dari pesisir pantai utara dan lainnya dari pesisir pantai selatan. "Termasuk dari mereka adalah nelayan perairan umum darat (PUD) seperti waduk, danau, dan sungai," katanya.(rls/wil(