KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Siswa SMA N 1 Buluspesantren menggelar kegiatan gelar karya kewirausahaan, Selasa (20/9/2022). Dalam kegiatan ini, para siswa berkreasi menciptakan aneka produk. Mulai dari olahan kuliner hingga pemanfaatan limbah dari tempurung kelapa serta sejumlah karya lain.
Kepala SMA N 1 Buluspesantren, Trisni Atmawati mengatakan, kegiatan gelar karya kewirausahaan ini diikuti oleh siswa kelas 10. Selain sebagai proyek penguatan profil penguatan pelajar pancasila, kegiatan ini merupakan bagian dari penerapan kurikulum Merdeka dengan tujuan utama untuk membangun karakter para siswa.
"Pameran gelar karya kewirausahaan ini diikuti kelas 10 sebanyak 5 kelas dengan masing-masing kelas dibagi 5 kelompok. Kegiatan ini sebagai bentuk belajar siswa untuk menggali potensi daerahnya dengan melatih kemandirian, gotong-royong dan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa," ujar perempuan berjilbab asal Kabupaten Purworejo itu
Dalam kegiata ini, masih ujar Trisni Atmawati, para siswa menciptakan produknya masing-masing, mulai dari olahan kuliner hingga kreativitas dan pemanfaatan limbah dari tempurung kelapa. Tak hanya itu untuk memasarkan produknya para siswa juga menghias kelas masing-masing untuk menarik pengunjung.
"Ada beberapa kelompok siswa yang berhasil mengangkat potensi daerah setempat, salah satunya dengan pemanfaatan limbah tempurung kelapa dan membuatnya menjadi Briket (arang cetak dari batok kelapa), dan pemanfaatan ecoprint dan kuliner dari potensi alam sekitar mereka," kata Trisni yang baru dua bulan menjabat sebagai kepala sekolah.
Ketrampilan itu menjadi penting, lanjutnya mengingat belum seluruhnya siswa usai lulus melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Dengan bekal kreatifitas inilah diharapkan para siswa tumbuh jiwa entrepreneur serta mampu melihat dan memanfaatkan potensi daerah untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan.
"Kedepan mereka diharapkan memiliki bekal untuk hidup mandiri. Salah satu contohnya ada potensi yang muncul dengan memanfaatkan limbah tempurung kelapa ini bisa dibuat Briket yang bisa digunakan media tanam dan arang. Ini merupakan suatu potensi untuk merintis kewirausahaan di sekolah yang berlokasi pinggiran pesisir," jelasnya.
Tak hanya produk kerajinan tangan Briket dan Ecoprint, para siswa juga mengembangkan kewirausahan kuliner dari olahan Seafood yang menjadi potensi wilayah pesisir, seperti Dimsum, Sempol, aneka olahan keripik, hingga pemanfaatan olahan udang. Tak hanya itu, pengembangan kurikulum merdeka di SMA N 1 Buluspesantren ini juga menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi menyenangkan terhadap anak.
"Dengan penerapan ini anak akan semakin termotivasi dalam belajar, dengan mengajak peserta didik untuk mengembangkan profile pancasila baik di dalam kelas maupun diluar dengan budaya rutin di sekolah," ujarnya.
Salah satu siswa, Pasha Fikri Ramadhan mengatakan, idenya membuat Briket karena melihat banyaknya tempurung kelapa yang ada di sekitarnya. Anak asal Ambal ini juga melihat potensi arang yang banyak digunakan sebagai bahan bakar membuat sate. Hal itu lantas menggugah dia untuk membuat produk Briket. Menurutnya Briket arang batok kelapa ini lebih awet dari arang biasa. "Awalnya melihat banyak batok kelapa, terus berfikir kalau membuat Briket pasti beda dengan kelompok lain, akhirnya kita bikin ini dengan melihat cara dari internet, Briket ini kalau dibakar lebih awet," ujarnya.
Faktanya, hasil karya para siswa disambut antusias. Tak berselang lama usai dibuka produk mereka pun habis dibeli oleh siswa kelas 11 dan 12. (fur)