SEMARANG - Gubernur Ganjar Pranowo mengajak Forkopimda se Jawa Tengah mendoakan para korban yang gugur pada tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Senin (3/10). Kejadian memilukan itu, kata Ganjar, menjadi pelajaran semua pihak.
Momen tersebut terjadi saat Ganjar memimpin Rakor Forkopimda Provinsi dan Kabupaten Kota se Jateng, dengan tajuk Menjaga Stabilitas Keamanan Wilayah Jawa Tengah dalam Penanganan Dampak Kenaikan Harga BBM dan isu-isu strategis di Gradhika Bhakti Praja.
“Cukup banyak korban yang ada, saya mau minta waktu bapak ibu sebentar saja untuk kita mendoakan para korban mudah-mudahan mereka husnul khotimah,” ucap Ganjar seraya memimpin dimulainya doa.
Ganjar mengatakan, Indonesia sedang berduka. Tragedi tersebut bahkan menjadi perhatian dunia.
“Indonesia sedang berduka, kejadian di Malang yang menjadi perhatian seluruh dunia,” ucapnya.
Mantan anggota DPR RI itu mengatakan, peristiwa di Kanjuruhan, Malang menjadi pelajaran dan harus diantisipasi agar tak terjadi di Jawa Tengah.
“Kita tentu mengantisipasi itu agar tidak terjadi di Jawa Tengah. Kita belajar betul dengan apa yang terjadi di Malang kemarin,” ujarnya.
Ganjar juga terus berkoordinasi dengan para penegak hukum terkait kelanjutan seri Liga 1 khususnya di Kota Semarang. Di mana PSIS Semarang harusnya Minggu (2/10) kemarin menjamu Bhayangkara FC di Stadion Jatidiri.
“Kita siapkan caranya bagaimana agar tidak ada persoalan seperti itu. Ini menjadi serius karena Liga Eropa saja kemarin juga menyampaikan duka mendalam dan FIFA melotot. Hari ini semua beritanya tentang itu dan ini coba kita jaga,” ujarnya.
Adapun pada Rakor Forkopimda se-Jateng, Ganjar menekankan agar seluruh komponen siaga terhadap inflasi yang terjadi akibat penyesuaian harga BBM. Ganjar juga menekankan pengawasan penyaluran BLT BBM.
"Pembagian BLT menjadi konsern kita semua, agar efek penyesuaian harga BBM ini betul-betul bisa kita redam semuanya," kata Ganjar.
Dalam situasi ini, pemerintah daerah harus aktif mengajak seluruh masyarakat untuk berdiskusi. Pelibatan mahasiswa juga bisa dilakukan. Mahasiswa dengan pemikiran kritisnya bisa membantu mengawasi penyaluran BLT sehingga bisa terhindar dari penyalahgunaan dan penyelewengan.
“Libatkan mahasiswa, kenapa? Kalau mereka kemudian seperti bisa kita apresiasi maka kawan-kawan mahasiswa juga akan merasa bermanfaat dan jadi punya nilai dan kemudian demonya digeser ke sana,” katanya.(rls/wil)