• Berita Terkini

    Rabu, 19 Oktober 2022

    DPR RI R Abdullah : Madrasah Masih Menjadi Urusan Agama


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Meski merupakan lembaga pendidikan, namun hingga kini madrasah nomenklaturnya sebagai urusan agama. Konsekuensinya, madrasah menjadi urusan Pusat. Sehingga APBD Provinisi dan APBD Daerah tidak mau membiayai.


    Dari sinilah pentingnya perubahan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), terkait tentang devinisi lembaga pendidikan. Dimana lembaga pendidikan adalah lembaga pendidikan. Ini baik lembaga pendidikan umum maupun lembaga pendidikan agama.


    Hal ini ditegaskan oleh Anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Drs H Taufiq R Abdullah, disela-sela acara Safari Panglima Santri di Alun-alun Kebumen. Acara yang juga untuk mendukung Kebumen sebagai Kota Santri dengan mendorong Perda Pesantren itu, dihadiri Panglima Santri Muhaimin Iskandar atau yang akrab disebut Cak Imin, Rabu (19/10/2022).


    “Pesantren itu kan di dalamnya ada madrasah dan madrasah itu adalah suatu lembaga pendidikan. Tapi selama ini oleh kita, oleh negara dimasukkan secara nomenklatur sebagai urusan agama.  Padahal madrasah itu adalah lembaga pendidikan. Karena urusan agama maka menjadi urusan Pusat. Akhirnya APBD tidak mau membiayai kerena tidak ada kewajiban,” tuturnya.


    Idealnya, lanjut H Taufiq R Abdullah, Undang-undang Sidiknas harus dirubah tentang devinisi lembaga pendidikan. Karena memang fungsi madrasah adalah pendidikan. Dengan demikian sudah seharusya seluruh komponen anggaran baik APBN Pusat, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota harus menyentuh kebutuhan pengembangan lembaga pendidikan agama. Ini pening ini,” tegasnya.


    Dalam kesempatan tersebut, H Taufiq R Abdullah juga menegaskan, Hari Santri harus terus didengugkan. Ini merupakan event untuk mengingatkan kembali sesuatu yang heroik di kalangan santri. Dimana heroik tersebut dipicu oleh semangat keagamaan. Semangat keagamaan yang berangkat dari Ajaran Islam untuk melakukan perlawanan terhadap kedholiman Penjajah Belanda. Tentunya ini harus terus dihidupkan.


    “Para pejuangan kemerdekaan tentunya sudah bekerja sangat keras. Tugas kita sekarang adalah bagaimana memerdekaan Bangsa Indonesia dari kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan,” katanya.


    Terkait dengan hal tersebut sudah dilakukan oleh santri sejak dulu.  Untuk itu penting sekali memahami sejarah untuk melihat masa depan.  Dalam memerdekaan bangsa ini memungkinkan terjadi kolaborasi antar komponen santri dengan seluruh komponen bangsa.  Karena Indonesia adalah milik bersama.

    “Saya kita kita tahu dunia santri spiritnya luar biasa untuk membela negara ini. Kalau bicara kolaborasi dan sinergi, sangtru sudah sangat terdidik untuk bersikap toleran. Maka santri siap bekerjasama dengan siapapun,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top