KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Musibah longsor yang menerjang Kecamatan Ayah menjadi pukulan telak bagi para nelayan. Ini setelah perahu dan peralatan tangkap ikan mereka banyak yang rusak akibat longsor
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bejo Priono menyampaikan cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir telah menimbulkan bencana yang berdampak luar biasa bagi para nelayan.
Akibat bencana lanjutnya, nelayan di Kecamatan Ayah tidak bisa melaut. Selain itu beberapa fasilitas dan peralatan nelayan juga mengalami kerusakan. Material Longsor meratakan satu warung makan yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pedalen Desa Argopeni. TPI sendiri saat ini tak bisa difungsikan karena masih terdapat material longsor
Material longsor juga menutupi jalan. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun kerugian pedagang diperkirakan mencapai Rp 50 hingga 60 juta.
Selain itu, terdapat pula penyeimbang perahu yang hanyut ke tengah laut. Sedangkan untuk pembersihan sendiri, kini masih dilakukan secara manual oleh relawan dan masyarakat nelayan desa setempat. "Kerugian akibat adanya bencana tahun ini mencapai ratusan juta rupiah. Kami berharap segera direnovasi," ujar Bejo
Sebelumnya hujan lebat diikuti longsor menghantam Kecamatan Ayah akhir pekan kemarin. Sebuah tebing dengan tinggi sekitar 15 meter di area Objek Wisata Pantai Menganti Desa Karangduwur longsor.
Akibatnya, sebanyak 10 warung milik warga yang berada di kaki bukit setempat serta 2 unit mobil milik wisatawan yang tengah terparkir di area titik longsor tersapu material longsor. Kondisi ini juga memaksa pemerintah menutup sementara obyek wisata Menganti.
Terpisah, Kepala DLKHP Kebumen, Asep Nurdiana mengamini aktifitas nelayan di dua TPI ditutup. Yakni TPI Karangduwur di lokasi Obwis Pantai Menganti dan TPI Pedalen Desa Argopeni. "Untuk TPI Pedalen masih dibersihkan dan belum operasional, juga TPI Karangduwur yang terdampak longsor juga belum operasional," kata Asep via sambungan telepon.
Asep menghimbau agar para nelayan untuk berhenti melaut sementara waktu. "Untuk dua TPI masih tutup, namun paginya masih ada aktifitas nelayan dan ikannya langsung dibawa pulang. Kami himbau untuk para nelayan selalu waspada, saat ini cuaca ekstrim jangan melaut dulu, karena beresiko ombak besar," katanya.
Dari data kerugian akibat bencana, Asep menjelaskan di TPI Pedalen total kerusakan ditafsir mencapai Rp 143 juta, dan di TPI Karangduwur total kerusakan ditafsir mencapai Rp 403 juta. "Untuk kerusakan ada dari rumah dan mesin perahu, jaring serta beberapa warung," jelas Asep. (mam/fur)