KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Bupati Kebumen Arif Sugiyanto meminta seluruh pihak bersikap waspada terhadap ancaman bencana di tengah berlangsungnya cuaca ekstrem di penghujung tahun ini. Bupati juga meminta, keberadaan desa tanggap bencana (Destana) diaktifkan kembali.
Selain itu, Bupati menyatakan, agar pemerintah desa tidak ragu- ragu menggunakan dana desa (DD) bila terjadi bencana. Hal itu disampaikan Bupati saat ditemui di Mexolie, Senin (7/11/2022).
"Ya saya kira itu penting ya, bahwa Destana perlu digerakan lagi dalam penanganan bencana karena saat ini sudah masuk musim penghujan, dimana Kebumen termasuk salah satu kabupaten yang rawan terjadi bencana longsor dan banjir," ujar Bupati
"Dulu pertama Destana baru ada 60, dan sekarang Alhamdulillah semua desa sudah membentuk Destana, ini bisa membantu masyarakat dengan cepat dalam penanganan bencana bersama dengan BPBD, TNI/Polri dan relawan yang lain," tambahnya.
Tidak hanya itu, Bupati menyatakan, dalam penanganan bencana, desa bisa menggunakan Dana Desa diambil dari 8 persen dana yang ada. Pihaknya meminta agar desa tidak ragu lagi menggunakan dana desa untuk penanganan bencana, karena surat edaran dari Bupati. "Jadi silakan gunakan dana desa untuk penanganan bencana yang 8 persen. Itu dibolehkan," ucapnya.
Hal ini juga dianggap perlu agar, desa tidak terpaku pada anggaran dari BPBD saja. Meski begitu, Bupati pun memastikan bahwa dalam penanganan bencana ini, pemerintah sudah memberikan bantuan, baik sembako, dan alat berat untuk membersihkan material di beberapa lokasi. Termasuk bakal membuat embung di sejumlah lokasi rawan banjir.
Diketahui, berdasarkan data BPBD per 6 November banjir di Kebumen melanda 16 desa di 5 kecamatan, kemudian longsor ada di 12 desa di 4 kecamatan, dan bencana angin puting beliung ada di 1 desa dan 1 kecamatan.
Banjir misalnya terjadi di Desa Ayah, Argopeni, Pasir, Mangunweni, Kecamatan Ayah, Lalu beberapa desa di Kecamatan Buayan, Kutowinangun, Buluspesantren, Padureso, dan juga Petanahan. Demikian juga longsor juga banyak terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Ayah, Sadang, dan Poncowarno.
Bupati mengungkapkan ketinggian banjir rata-rata 10 - 20 cm, dan beberapa lokasi di antaranya ada yang sudah surut. Begitu juga longsor sebagian ada yang menimpa rumah warga, sebagian hanya menutup jalan, sehingga menutup akses transportasi masyarakat, seperti longsor di akses jalan TPI Menganti.
Upaya-upaya lain, selain mendistribusikan bantuan dari BPBD, Dinsos dan juga layanan kesehatan dari Dinkes, Bupati menyatakan perlunya reboisasi atau melakukan penghijauan kembali agar alam menjadi hijau, terutama dilakukan di hutan yang sudah menjadi gundul agar bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
"Progam reboisasi akan terus kita gencarkan dengan menanam pohon-pohon besar seperti Trembesi, Ketapang, Bringin dan lain sebagainya. Kemudian terus mengimbau masyarakat agar tetap hati-hati dan waspada. Kemudian saya minta aparat terus melakukan yang terbaik dalam penanganan bencana ini," tegasnya.(fur)