KEBUMEN(kebumeneskpres.com)- "Kebumen Beriman" sepertinya masih sekedar slogan bagi masyarakat kota ini. Bagaimana tidak. Upaya keras Pemkab Kebumen membangun dan mempercantik wajah kota hingga saat ini, belum diikuti dengan kesadaran warga untuk merawatnya.
Hal ini bisa dilihat di lokasi pengerjaan jalur satu arah di pusat kota Kebumen khususnya di Jalan Soekarno Hatta. Jalur ini berada di jantung kota Kebumen memanjang dari Tugu Lawet ke arah Barat. Di jalur ini, Pemkab membangun jalur pedestrian. Agar lebih nyaman, jalur ini dilengkapi dengan lampu-lampu unik serta bangku taman
Penataan ini memang belum kelar 100 persen. Namun, keindahannya mulai terlihat. Sayangnya, kini keindahan itu seperti tertutup perilaku warga yang tidak tertib saat berlalu lintas. Juga, penataan parkir yang semrawut.
"Secara umum penataan sudah cukup bagus kebumen jadi terlihat kotanya. Namun soal parkir saya kira masih semrawut. Belum tertata. Ada yang di pinggir jalan, ada yang naik trotoar. Bahkan masih ada yang melawan arus terutama saat pagi hari, seperti pasar pagi atau pas jam berangkat sekolah," kata Nurohman (35) warga Gemeksekti Kecamatan Kebumen, Senin (21/11/2022)
Selain itu, meski sudah terpasang tempat sampah di antara bangku duduk, namun kesadaran masyarakat masih minim. Hal itu terlihat di berapa titik banyak bungkus makanan dan minuman yang ditinggal begitu saja oleh warga usai duduk-duduk di bangku pedestrian jalan Soekarno-Hatta.
"Ya sayang, pemerintah sudah bangunin tempat sebagus ini dengan biaya yang tidak sedikit tetapi masih ada aja warga yang nggak mau buang sampah, habis makan bungkusnya ditinggal begitu saja. Padahal tempat sampah sudah ada dan dekat pula," kata Devrita (23) warga Sruweng salah satu mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta.
Sebelumnya, Bupati Kebumen, H Arif Sugiyanto SH mengatakan, pembangunan di Jalan Soekarno-Hatta yang kini masih berlangsung bukan sekedar mengusung konsep penataan wajah kota. Tapi ada hal penting lain, yakni penanganan langganan banjir di sekitar lokasi ketika datang musim penghujan. "Kota belum memiliki sistem drainase. Tugu Lawet itu (sering) banjir jadi perlu pengentasan banjir," katanya.
Dalam dokumen perencanaan pengerjaan jalan tersebut terdapat beberapa fasilitas yang bakal diprioritaskan. Seperti penyediaan fasilitas ramah penyandang disabilitas, taman hijau hingga jalur khusus sepeda. Penyediaan fasilitas tersebut nantinya diharapkan bisa menjadi penunjang aksesibilitas setiap aktivitas masyarakat. "Difabel bisa hadir disana, kemudian para pedagang tertata baik. Penataan trotoar semakin baik," sambung Arif.
Tak hanya itu, penataan wajah kota senilai Rp 10,9 miliar tersebut juga menjadi upaya pemkab dalam memberikan kemudahan kegiatan olahraga masyarakat khususnya ketika akhir pekan. Artinya, lokasi olahraga yang selama ini berpusat di Alun-alun, nantinya bisa diperluas hingga sepanjang Jalan Soekarno-Hatta. "Sekarang dilihat jalan masih belum bagus ya, cuma nanti akan diperhalus. Masyarakat kalau ada car free day bisa semakin luas," ujarnya. (fur/*)