KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Di Peringatan HUT ke 68, Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) menggelar beragam kegitan. Salah satunya Layanan Bimbingan Klasikal yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pejagoan (Smanja), Kamis (10/11/2022).
Kegiatan dilaksanakan dengan mengundang dua narasumber. Ini meliputi Ny dr Nurdianasari Dewi SpOG dan Ny dr Nurina Ramadita MARS. Kegiatan diikuti oleh 992 siswa dan 70 gutu SMA Negeri 1 Pejagoan.
Ketua IIDI Kebumen dr Tri Hastuti Hendrayani SpS MMR FISQua menyampaikan kegiatan yang dilaksanakan masih dalam rangkaian menyambut HUT IIDI Ke 68. “Kita mengadakan semacam penyuluhan di beberapa tempat. Kemarin dilaksanakan di Alian dan sekarang di SMA Negeri 1 Pejagoan. Ini juga merupakan upaya preventif untuk menangulangi stunting,” tuturnya.
Disampaikan pula, terkait dengan stunting IIDI melakukan penelusuran sasaran stunting itu apa. Dalam upaya pencegahan dilaksanakan hingga kepada remaja yang nantinya mereka juga akan menjadi ibu rumah tangga.
“Pemahaman terkait itu sangat penting. Sehingga kelak saat mengandung, bayi tidak kekurangan protein dan gizi. Selain itu penting juga memahami dalam menjaga sistem reproduksi agar terhindar dari penyakit yang dapat menganggu sistem reproduksi,” katanya.
Idealnya, lanjut dr Tri Hastuti, wanita hamil pada usia 20 hingga 35 tahun. Dalam hal ini pernikahan dini juga berpontensi kurang baik. Karena sistem reproduksinya belum matang. Selain itu secara psikologis juga belum siap mentalnya. Dalam hal ini bisa saja terjadi gangguan psikis yang akan berdampak pada keluarga.
“Para siswa diharapkan dapat menjaga pergaulan. Sebab penyakit dapat menular melalui pergaulan bebas. Dengan senantiasa menjaga diharapkan akan terhindar dari penyakit yang tidak tidak diinginkan,” jelasnya.
Terkait pencegahan stunting, penting sekali adanya pembekalan pra nikah. Sehingga setelah menikah mereka sudah siap dan memahami bagaimana menjaga kandungan agar tidak kekurangan protein dan gizi. ”Dengan ini diharapkan perkembangan badan dan otak pada bayi normal, terhindar dari stunting,” katanya.
Kepala SMA Negeri Pejagoan Erna Umu Nurlaela SPd MEng menyampaikan sosialisasi kesehatan reproduksi remaja didukung dengan pencegahan stunting merupakan tindakan preventif untuk mempersiapkan masa depan siswa siswi Smanja yang gemilang di era 4.0.
“Kemitraan wujudkan remaja sehat berprestasi. Sehat dengan tanpa stunting dan pergaulan yang aman sesuai profil Pelajar Pancasila,” ungkapnya.
Sementara itu Humas Smanja Drs Doso Sucipto menyampaikan usia SMA merupakan remaja. Ini diberengi dengan pertumbuhan anatomi tubuh yang berkaitan dengan reproduksi. Dalam hal ini para siswa perlu memahami apa yang mereka miliki. “Jangan sampai anak-anak kami yang sudah secara fase usia harus memperhatikan fungsi repriduksi namun ketinggalan informasi yang pentig. Ini dapat berdampak pada hal yang kurang baik,” ucapnya. (mam)