KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Kunjungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di awal pekan ini, ke Kebumen menyisakan cerita menarik. Usai Ganjar berkunjung, muncul adanya rumor yang menyebutkan Ganjar menolak pemberian uang dari Bupati Kebumen Arif Sugiyanto.
Ganjar Pranowo berkunjung ke Kebumen Selasa (15/11/2022). Di Kebumen, Ganjar mendatangi sejumlah lokasi. Salah satunya, korban longsor di Desa Argopeni dan Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah. Saat itu, Ganjar didampingi Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto dan juga Sedulur Kebumen. Mereka meninjau posko penanganan bencana di kompleks Balai Desa Argopeni.
Entah dari mana sumbernya, sebuah video kemudian beredar di media sosial Facebook. Dalam video itu terlihat Bupati Kebumen ingin menyerahkan sejumlah uang kepada Ganjar. Namun Ganjar menolak. Pengunggah video yang menggunakan akun anonim "Sangka Kala" itu juga membuat narasi miring dengan menuduh Bupati mau nyogok Gubernur.
Unggahan tak jelas sumbernya ini lantas menjadi topik pembahasan di kalangan media sosial.
Bukan Bupati yang terganggu dengan isu itu, Kepala Desa Argopeni Tursino yang berada di lokasi saat kejadian pun menyesalkan kabar menyesatkan tersebut. Kades Tursino pun merasa perlu meluruskan tudingan yang menyudutkan Bupati Kebumen Arif Sugiyanto tersebut
Video saat kejadian, diakui Tursino memang benar terjadi. Persisnya di posko penanganan bencana di kompleks Balai Desa Argopeni. Di situ, kata Tursino, Ganjar bertemu dengan salah seorang korban longsor bernama Miswan warga Desa Argopeni RT 03 RW 05.
Usai berbincang-bincang dengan warga, Sedulur Kebumen yang saat itu mendampingi Ganjar berniat memberikan bantuan relokasi rumah sebesar Rp15 juta. Namun, karena mereka tengah bersama Gubernur Ganjar, mereka pun bakal mendaulat Ganjar menyerahkan secara simbolis.
"Jadi sama sekali tidak benar ada isu yang bilang Pak Bupati mau menyogok Pak Ganjar. Itu salah. Jadi yang benar itu adalah uang dari Sedulur Kebumen untuk Pak Miswan, korban longsor di Argopeni. Berhubung ada Pak Gubernur, Pak Bupati kemudian meminta agar Pak Ganjar yang menyerahkan ke Pak Miswan," ujar Tursino saat dimintai keterangan, Kamis (17/11).
Menurut Tursino, itu sifatnya hanya candaan, tidak ada suap menyuap. Jelas uang tersebut kata dia, merupakan bantuan dari Sedulur Kebumen untuk korban longsor yang disaksikan banyak orang.
"Masa nyuap Ganjar Rp15 juta disaksikan banyak orang, ada wartawan, ada polisi, TNI, nggak masuk akal. Itu video yang beredar diplintir saja karena nggak suka sama Bupati," jelasnya.
Tursino menganggap wajar Ganjar menolak menyerahkan uang bantuan yang mau diberikan Bupati karena bantuan tersebut memang bukan dari dirinya, melainkan dari Sedulur Kebumen. Akhirnya karena Ganjar tidak berkenan, bantuan Rp15 juta diserahkan Bupati kepada dirinya selaku Kades untuk selanjutnya diberikan kepada korban Miswan.
"Mungkin menurut saya karena gitu, Pak Ganjar menolak memberikan karena bukan bantuan dari dirinya, jadi digambarkan disitu seolah-olah Pak Ganjar menolak diberikan uang oleh Bupati yang bahasanya "Suap". Itu salah besar, itu cara berpikir yang ngawur," jelasnya.
Sama halnya Tursino, Kepala Desa Karangduwur Tono juga menyatakan ada salah seorang warganya bernama Poniran yang mendapat bantuan Rp15 juta dari Sedulur Kebumen untuk biaya relokasi rumahnya yang kena longsor. Pemberian bantuan dari Sedulur Kebumen tersebut juga disaksikan oleh Bupati dan juga Ganjar Pranowo.
"Salah seorang warga kami Pak Poniran juga mendapat bantuan dari Sedulur Kebumen Rp15 juta untuk relokasi rumah. Bantuan diberikan pada saat kujungan Pak Ganjar di Karangduwur, Ayah. Jadi saya kira tidak benar kalau video di Argopeni itu disebut sebagai upaya suap. Itu bantuan bencana, warga kami juga terima," jelas Tono.
Sementara itu Sesepuh Sedulur Kebumen Sugeng Budiawan yang hadir dalam kesempatan tersebut juga menyangkal adanya opini yang menyebut Bupati menyuap Ganjar. Menurutnya jelas itu tidak benar. Pihaknya selama ini memang fokus pada program bedah rumah untuk masyarakat yang memang perlu dibantu.
"Kemarin pada saat ada Pak Gubernur kita memang memberi bantuan untuk dua korban longsor di Argopeni dan Karangduwur, Pak Miswan dan Pak Poniran masing-masing kita beri Rp15 juta sama kramik 20 dus. Jadi kalau diartikan nyuap itu keliwat ngawur," jelasnya.(fur)