KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Desa Wonosari, Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen terpilih menjadi tiga besar terbaik pada penilaian Pelatihan Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan (PPEP) tingkat Jawa Tengah.
Kabupaten Kebumen bersaing untuk menjadi yang terbaik di Jawa Tengah dengan nomitor lainnya yakni Kabupaten Wonosobo dan Kota Pekalongan.
Saat ini Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng sedang melakukan penilaian untuk menentukan yang terbaik.
Tim penilai melakukan kunjungan ke Desa Wonosari, Kecamatan Sadang, Kebumen, Senin 5 Desember 2022. Kepala DP3AP2KB Jateng Dra Retno Sudewi Apt MSi MM hadir secara pribadi di Desa Wonosari yang berada di perbukitan tersebut.
Tim penilai disambut oleh Wakil Bupati Kebumen Hj Ristawati Purwaningsih SST MM, Ketua Tim Penggerak PKK Kebumen Hj Iin Windarti, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kebumen Drs Eko Widianto, dan Camat Sadang Dra Hj Farita Listiyati MSi.
Pertama Pemberdayaan Perempuan dalam Kewirausahaan
Kepala DP3AP2KB Jateng Dra Retno Sudewi Apt MSi MM menjelaskan bahwa PPEP merupakan salah satu program dari lima arahan Presiden untuk isu-isu perempuan dan anak. Yakni pertama pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan.
"Kami di Provinsi Jateng memiliki kegiatan bernama Serat Kartini atau Sekolah Perempuan Cerdas Masa Kini. Salah satunya kami memberikan pelatihan yakni berupa peningkatan produktifitas ekonomi perempuan di 35 kabupaten kota,” ujar Retno Sudewi di sela-sela kegiatan.
Kemudian pihaknya melakukan penilaian dan evaluasi. Kabupaten Kebumen khususnya Desa Wonosari, Kecamatan Sadang, menjadi salah satu nominator yang terbaik di Jawa Tengah.
“Nantinya hasil penilaian akan diberikan semacam hadiah oleh Bapak Gubernur Jateng pada peringatan Hari Ibu di Semarang,” imbuh Retno Sudewi.
Adapun kriteria penilaian antara lain, bagaimana keterlibatan masyarakat, kemudian inovasi, kreatifitas dan kerjasama dengan OPD terkait, dan bagaimana kebermanfaatan terhadap masyarakat setempat.
“Kalau kita lihat, kenapa Kebumen bisa masuk tiga besar, banyak yang mendukung. Kewirausahaan, PKK, komunitas, organisasi perempauan lain.
Banyak yang nyengkuyung agar perempuan menjadi berdaya,” ujarnya.
Kelompok PPEP Stinggil Banjir Permintaan
Selain PPEP, program pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh DP3AP2KB Jateng meliputi partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan.
Selain melek ekonomi, perempuan juga didorong untuk melek hukum, melek media, dan bisa sejajar dengan laki-laki.
Ketua Kelompok PPEP Stinggil Desa Wonosari Dian Anggraini mengatakan bahwa pihaknya mengolah bahan baku berupa ubi jalar dan pisang yang tersedia di desanya menjadi olahan lokal bernilai jual tinggi.
Adapun jenis makanan olahan yang mereka produksi berupa dodol ubi, brownis pisang berbagai varian, kemudian kering ubi beraneka rasa.
"Dari mengikuti pelatihan kami terus mengembangkan sampai saat ini. Alhamdulillah, banyak order yang masuk via online maupun offline,” ujarnya seraya menyebutkan pihaknya juga sudah mengantongi perijinan seperti Nomor Induk Berusha (NIB) dan sertifikat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
Menurut Dian, pelatihan peningkatan produktivitas ekonomi perempuan berdampak positif bagi para perempuan di Desa Wonosari. Para ibu-ibu saat ini memiliki kesibukan yang lebih produktif untuk meningkatkan perekonomian.
“Sekarang ini kami kewalahan karena banyak permintaan,” ujarnya