KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sebanyak empat sekolah di Kabupaten Kebumen menerima penghargaan Adiwiyata Nasional. Empat sekolah itu masing-masing SDN 1 Kutosari, SDN 1 Pejagoan, SDN 1 Karangduwur, Kecamatan Petanahan dan MTs Negeri 3 Kebumen.
Penyerahan piagam penghargaan Adiwiyata Nasional tahun 2022 dilaksanakan secara daring, Kamis (1/12/2022). Kegiatan itu diisi dengan talkshow succes story inovasi penerapan perilaku ramah lingkungan hidup(PRLH) di sekolah adiwiyata.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kelautan dan Perikanan (DLHKP) Kebumen Drs Asep Nurdiana MSi menjelaskan empat sekolah tersebut berhasil meraih Sekolah Adiwiyata Nasional dari tujuh sekolah yang diusulkan oleh Pemkab Kebumen melalui Dinas Lingkungan Hidup Kelautan dan Perikanan (DLHKP).
Ia sangat mengapresiasi seluruh pihak atas penghargaan ini. Bukan sekedar soal penghargaan, namun lebih penting mengubah pola pikir masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat butuh proses.
Maka proses itu diawali dari dunia pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai tersebut kepada anak sedini mungkin. “Melalui program Sekolah Adiwiyata sebagai sarana efektif untuk menanamkan pembiasaan berperilaku menjaga keselarasan lingkungan hidup,” ujar Drs Asep Nurdiana MSi.
Kepala Bidang Penataan, Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, dan Pengelolaan Persampahan (PPKLH-PP) Endah Dwiyatiningsih SPT MM menambahkan bahwa sekolah penerima Adiwiyata Nasional sebelumnya telah meraih Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten dan provinsi. Selain harus mempertahankan yang sudah baik, mereka juga harus menaikkan skor penilaian.
“Selama proses kami melakukan pendampingan dan dilakukan penilaian kembali sebelum diajukan naik kelas maju ke Adiwiyata Nasional,” imbuhnya didampingi staf PPKLH-PP Firman Budiyanto SSi sekali pendamping Sekolah Adiwiyata.
Adapun untuk maju ke Adiwiyata Nasional arus sesuai dengan Peraturan Menteri LHK terbaru. Yakni sekolah selama 24 bulan harus melaksanakan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS).
Kepala SDN 1 Pejagoan Wardatul Adibah SPd SD MPd mengatakan keikutsertaan sekolah Adiwiyata mulai 2018. Saat awal bertugas, kondisinya SDN 1 Pejagoan kurang nyaman untuk kegiatan belajar. Dia berharap dengan menjadi sekolah adiwiyata menjadi rindang, nyaman, dan anak-anak peduli dengan lingkungan. “Berbagai inovasi dan gerakan kami laksanakan termasuk pemilahan sampah sekolah. Agar para murid bersemangat, kami memberikan reward kepada kelas yang taat terhadap pemilahan sampah,” ujar Adibah.
Tidak hanya itu, di sekolah yang memiliki 180 murid itu juga melaksanakan diet sampah. Untuk makanan dengam kuahnya, pedagang diminta menyediakan mangkok. Makanan-makanan bisa dibungkus dengan daun sehingga mengurangi penggunaan plastik. “Kami juga melakukan inovasi dengan membuat komik digital mengenai lingkungan hidup. Hal ini sesuai dengan kompetensi dasar sekolah dasar. Adiwiyata tidak berdiri sendiri tetapi masuk ke dalam pembelajaran kami,” ujarnya.
Saat ini pihaknya melihat banyak perubahan. Anak-anak menjadi lebih peduli terhadap lingkungan. Mereka tidak lagi membuang sampah sembarangan. Jika punya sampah mereka akan simpan dulu sebelum menemukan tempat sampah. “Itu salah satu hal kecil, tetapi jika ini menjadi budaya harapannya akan meluas ke lingkungan,” tandasnya. (fur/*)