BUAYAN(kebumenekspres.com)- Keterbatasan fisik ternyata tidak menghalangi Irma Suryati untuk terus berkarya. Melalui Mutiara Handicraft, pihaknya bisa memberdayakan para disabilitas untuk membuka berbagai macam produk UMKM.
Bahkan produk-produk yang telah dibuat, seperti keset karakter dan kerajinan kain perca banyak diminati masyarat. Mulai dari dalam hingga luar negeri. Sedangkan kini, pihaknya kembali berinovasi untuk memproduksi tas berbahan karung goni.
Irma sendiri, yang merupakan Pendiri Yayasan Irma Surya Agusti (YISA) menuturkan ide awal pembuatan tas goni ini berasal dari para reseller. Ini baik reseller dari dalam maupun luar negeri yang menginginkan inovasi dari produknya.
“Awalnya hanya kerajinan keset berkarakter dan kerajinan kain perca. Mereka menginginkan untuk menambahkan produk baru, yang segar dan bisa diterima pasar,” paparnya.
Hingga kemudian, lanjut Irma, gagasan muncul dari salah seorang artis Indonesia Bertrand Antolin yang memberikan masukan ide kreatif. Ini untuk memanfaatkan karung gon dan mengubah logo Mutiara Handicraft sesuai dengan selera pembeli. Akhirnya, dibuatlah produk tersebut dan bisa diterima oleh pasar.
"Banyak buyer yang datang ke Mutiara Handicraft. Kita sebenarnya sih yang sudah berjalan yakni kerajinan keset berkarakter. Tapi dari permintaan buyer itu kemudian minta inovasi baru dari Mutiara Handicraft yakni tas,” tuturnya, baru-baru ini.
Menurutnya, belum sempat logo dan produk tersebut dilaunching, banyak permintaan tas goni, terutamanya dari luar negeri. Bahkan, pesanan membludak hingga 10 ribu pieces, untuk produk dari karung goni tersebut.
Namun karena belum melakukan persiapan produksi dengan jumlah banyak pesanan tersebut akhirnya ditunda untuk sementara. Hal tersebut dikarenakan, harus mempersiapkan tenaga kerja yang ada. Dimana dari 300 orang tenaga kerja baru ada lima orang yang sudah siap untuk produksi, sedangkan yang lainnya masih terbiasa membuat keset karakter.
Menurutnya, pembuatan tas berbahan dasar karung Goni lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan tas berbahan lainnya. Dimana karung goni yang biasanya tidak terpakai, ternyata mudah dibentuk menjadi berbagai macam kerajinan.
Disamping itu, bahan karung goni mudah didapat, serta lebih berkualitas dan jadi lebih awet untuk pembuatan kerajinan seperti tas. Dimana karung goni yang dimanfaatkan untuk kerajinan rata-rata sudah di laminating sehingga mudah untuk pengerjaan jahitan.
Untuk harga sendiri, tas berbahan goni dipatok seharga Rp 125 ribu perpiecesnya. Ini akan lebih mahal lagi tergantung dengan kerumitan model yang diminta oleh pembeli. “Sedangkan yang paling murah dari produk goni tersebut dihargai Rp 50 ribu perpiecesnya. Ini seperti tas parcel, tempat souvenir,” ucapnya. (mam)