KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Pelican crossing traffic light (PCTL) atau lampu penyeberangan jalan sudah terpasang di Kabupaten Kebumen. Pemasangan lampu merah dengan tombol khusus pejalan kaki ini di pasang di dua titik yakni di Jalan Kusuma depan Masjid Bani Ahmad dan Jalan Merdeka Alun-alun Kebumen depan Masjid Agung Kauman.
Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto SH mengatakan, Pelican Cross sudah dipasang di beberapa titik di Kabupaten Kebumen. Hal itu tak lain untuk kemajuan kota kebumen yang lebih modern. Fasilitas ini baru terpasang sekitar dua minggu dengan tujuan untuk memudahkan para pejalan kaki yang hendak menyebrang ke masjid. "Masyarakat sudah bisa menikmati Pelican Cross, fasilitas ini untuk menuju kebumen yang lebih modern," kata Bupati Rabu, (22/12/2022).
Bupati menjelaskan, Pelican merupakan sebutan awal dari Pelicon yakni singkatan dari "Pedestrian Light Controlled Crossing". Fasilitas penyeberangan ini biasanya dipasang di kota besar dan digunakan di beberapa negara maju seperti di Inggris Raya dan Irlandia. Fasilitas ini diperkenalkan pertama kali di Inggris pada 1969.
"Saat ini masyarakat sudah bisa menikmati fasilitas penyeberangan ini di Kabupaten Kebumen, yakni di Jalan Kusuma depan Masjid Bani Ahmad dan Jalan Merdeka Alun-alun Kebumen depan Masjid Agung Kauman. Cara menggunakan penyebrangan ini yakni cukup menekan tombol dibawah tanda warna kuning, kemudian pejalan kaki menunggu keterangan lampu berubah warna hijau, dan lampu yang berada di tengah jalan raya seketika berubah jadi warna merah saat itulah penyebrang berjalan," katanya.
Lampu penyeberangan ini juga bisa disebut dengan puffin crossing yakni, dengan menggunakan sensor untuk mengatur lama atau cepatnya waktu penyeberangan. Sensor itu dapat mendeteksi lokasi penyeberang jalan dan mengontrol warna lampu. Setelah tombol kontrol ditekan, lampu lalu lintas hanya akan berubah kembali menjadi hijau setelah tidak ada lagi penyeberang jalan.
"Penyeberangan ini dilengkapi dengan garis zebra cross. Garis hitam-putih yang dicat di atas jalan, bahkan sekitar 20 meter dari lokasi penyebrangan ada garis tebal sebagai tanda persiapan ada penyebrangan dan kendaraan bisa mengurangi kecepatannya," ujarnya.
Di silain, dari pantauan wartawan media ini, adanya penyeberangan pejalan kaki canggih ini belum digunakan masyarakat secara optimal. Bahkan sebagian masyarakat belum mengetahui rambu lalu lintas ini. Pengendara sepeda motor dan mobil masih sering bablas meski lampu penyeberangan ini dalam kondisi menyala merah.
"Banyak yang belum tahu sih, awalnya saya juga bingung itu lampu merah buat apa, setelah melihat dan mencoba akhirnya tau fungsinya, bagus sih kesannya kebumen jadi tambah maju," kata Eni (29) salah satu warga Wadasmalang Kecamatan Karangsambung. (fur)