KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Koordinator Migran Care Kebumen Syaiful Anas menyampaikan hingga kini mayoritas para pekerja migran di Kebumen belum melakukan usaha ekonomi dari hasil jerih payahnya bekerja di luar negeri.
Kebanyakan hasil para pekerja migran, masih digunakan untuk membeli aset seperti tanah dan lainnya. Selain itu juga digunakan untuk membeli ternak. Meski membeli aset dan ternak merupakan hal yang bagus, namun alangkah lebih baiknya jika hasil dari pekerja migran tersebut digunakan untuk mengembangkan usaha perekonomian.
Hal ini disampaikan usai Sosialisasi Hasil Survey Kondisi dan Potensi Ekonomi di KebumenkKhususnya terhadap Pekerja Migran. Kegiatan yang digelar di Hotel Mexolie tersebut dihadiri oleh beberapa perwakilan OPD dan Kepala Desa, Selasa (27/12/2022).
Syaiful Anas menyampaikan membeli aset dari hasil jerih payah bekerja di luar negeri, memang bagus. Namun akan jauh lebih baik jika hasil tersebut digunakan untuk modal mendirikan usaha. “Dengan demikian akan terjadi peningkatan ekonomi yang baik,” tuturnya.
Hingga kini usaha-usaha yang didirikan oleh para pekerja migran kebanyakan masih sebatas usaha rumahan. Ini seperti membuat kue basah, kering atau lainnya. Masih jarang yang merambah ke usaha besar danm cepat berkembang. “Ini dari hasil survay yang kami lakukan di Bulan Juli-Agustus kemarin,” paparnya.
Syaiful Anas berharap adanya perhatian dan kebijakan dari pemerintah. Sehingga para pekerja migran mendapat pehatian yang serius dari Pemerintah Kabupaten Kebumen. disampaikan pula Migran Care Kebumen sudah selesai melakukan survey Perlindungan Sosial.
Dari hasil survay yang telah dilakukan, pihaknya berharap Kemenaker dan Kemensos perlu duduk bersama dan membuat skema Bansos Khusus Pekerja Mmigran Indonesia (PMI) untuk mengakomodir karakteristik PMI yang khas atau berbeda dengan kelompok rentan lainnya.
BPJS Kesehatan masih perlu meningkatkan sosialisasi hingga ke tingkat rumah tangga di desa-desa, mengingat belum seluruhnya responden PMI dari survei ini terlindungi oleh jaminan kesehatan.
BPJS Ketenagakerjaan juga masih perlu meningkatkan sosialisasi terkait berbagai program dan manfaat yang diberikan, baik melalui kanal-kanal media informasi maupun melalui agen-agen perisai agar lebih proaktif memberikan sosialisasi kepada individu PMI, utamanya sosialisasi terkait dengan manfaat program- program BPJS Ketenagakerjaan seperti JKK, JKM, JHT, JP dan JKP.
“BP3MI dan BP2MI harus terus memastikan agar seluruh PMI mendapatkan perlindungan sosial, baik sebelum, selama, dan setelah bekerja di luar negeri,” ucapnya. (mam)