• Berita Terkini

    Senin, 12 Desember 2022

    Warga Wetonkulon Andalkan Jembatan Darurat

     


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Warga Desa Pesuruhan dan Desa Wetonkulon Puring terpaksa harus melewati jembatan bambu (sasak) yang rusak untuk beraktifitas sehari hari. Padahal kondisi jembatan sendiri sebenarnya cukup memprihatinkan,  dimana tiang jembatan semakin lama kian miring. 


    Warga terpaksa menggunakan jembatan bambu, lantaran jembatan yang melintang di Sungai Telomoyo ambruk diterjang banjir beberapa waktu lalu. Sehingga warga pun membangun jembatan darurat untuk beraktifitas. Namun karena material jembatan terbuat dari kayu dan bambu, kondisinya pun tidak awet dan rawan roboh. 


    Warga juga mengeluhkan sulitnya untuk beraktifitas setiap harinya. Terlebih ketika hujan, jembatan darurat tersebut licin dan rawan terjadinya kecelakaan. 

    Seperti halnya di sampaikan oleh Suroso salah seorang warga yang setiap harinya melintas di jembatan darurat tersebut. Menurutnya jembatan merupakn akses penghubung utama warga. Ini baik untuk kegiatan ekonomi dan juga akses pendidikan bagi siswa sekolah. 


    Dikatakan, pada pagi hari jembatan tersebut selalu ramai digunakan oleh warga untuk mengantarkan anak kes ekolah. Selain itu juga dilalui masyarakat yang akan hendak pergi bekerja. Sehingga dibutuhkan kehati-hatian ekstra bagi warga yang melintas.


    “Beberapa waktu lalu, sudah ada kunjungan dari PU. Namun demikin hingga kini belum ada tindak lanjutnya,” tuturnya, baru-baru ini. 


    Kepala Desa Pesuruhan Purung, Masnan mengatakan terkait kondisi jembatan tersebut. Dimana warga sudah melakukan audensi dengan Dinas Pekerjaan Umum Kebumen, untuk meminta kejelasan terkait penanganan jembatan tersebut. Namun, hingga kini jembatan Telomoyo yang ambruk belum juga kembali dibangun. 

    Pihaknya berharap pada tahun 2024 mendatang, Jembatan Sungai Telomoyo tersebut sudah bisa dibangun. Karena itu merupakan akses utama ekonomi dan pendidikan warga. 

    “Kita sempat audensi bersama PU. Kita meminta kejelasan terkait penanganan Bencana Jembatan yang rusak tersebut. Kami berharap dari PU maksimal tahun 2024 sudah ada realisasi untuk pembangunan jembatan,” ungkapnya. 


    Terlebih, lanjut Masnan, jembatan  merupakan jalur alternatif yang cukup ramai.  karena merupakan jalur penghubung dua desa dan dua kecamatan yakni Puring dan Buayan. Menurutnya jembatan tersebut sangat dibutuhkan, karena apabila mencari jalur lain maka jarak tempuhnya akan lebih jauh. 

    “Jembatan yang rusak itu dibangun pada tahun 2010 an. Di tahun 2022 ini rusak dari Maret hingga sekaran 8 bulanan,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top