KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Akibat cuaca buruk yang terjadi pada akhir-akhir ini, menyebabkan Petani Tambak udang Vaname di Kebumen merugi. Pasalnya, cuaca buruk telah menyebabkan pertumbuhan udang melambat. Alhasil hasil panenannya pun menurun drastis hingga 70 persen.
Ini terjadi salah satunya di petani Tambak udang di Desa Tanggulangin Klirong. Para petani merugi akibat cuaca buruk yang terjadi akhir-akhir ini. Selain itu, petambak udang juga mengaku biaya produksi meningkat. Namunhal ini tidak sebanding dengan hasil panenan udang yang didapat.
Cuaca ekstrem telah menyebabkan, pertumbuhan udang melambat dan mudah terserang penyakit. Untuk kolam seluas 1.900 meter persegi, pada cuaca normal bisa menghasilkan 3,5 ton sampai 4 ton. Namun kini hanya menghasilkan 1,5 ton setiap panen.
Bahkan, Rabu (11/1/2023), terlihat beberapa Tambak udang yang terbengkalai ditinggalkan oleh pemiliknya. Ini lantaran mahalnya ongkos produksi. Menurut salah satu petani Tambak Sutrisno, harga udang kini juga mengalami penurunan yakni Rp 52 ribu yang sebelumnya Rp 56 sampai Rp 57 per 100 gramnya.
“Kami berharap agar cuaca bisa segera membaik. Selain itu harga udang bisa kembali meningkat. Hal ini agar mereka tidak mengalami kerugian karena besarnya ongkos produksi dan banyaknya udang yang terserang penyakit,” tuturnya.
Petambak udang lainnya yakni Jovar juga menyampaikan banyak udang yang mati. Selain itu udang juga tidak bisa besar. Biaya produksi kini hampir Rp 150 juta perkolamnya. Jika bagus bisa menghasilkan 3,5 ton hingga sampai 4 ton.
“Dampak cuaca buruk yakni kematian dan tidak bisa berkembang dengan baik. Kematian kemungkinan bisa terjadi karena air hujan dan cuaca. Saat cuaca dingin banyak udang terkena penyakit menceret dan tidak mau makan. Ini menjadi penyebab pertumbuhannya terhambat,” ucapnya. (mam)