(kebumenekspres.com) KARANGANYAR - Mimpi penyandang disabilitas, Budiyanto untuk bisa membuka bengkel modifikasi sepeda motor roda tiga khusus difabel, akhirnya terwujud. Ia senang karena bisa membantu meringankan sesama disabilitas dalam berkendara.
Selain itu, kini Budi juga bisa menjadi montir andal di bengkel sepeda motor milik saudaranya. Itulah semangat mandiri yang terpancar dalam diri pria 51 tahun tersebut.
Bagi Budi, sapaanya, apa yang dijalaninya tersebut merupakan buah dari kegiatan pelatihan mekanik sepeda motor bagi penyandang disabilitas di SMKN Jawa Tengah Semarang, 2022 lalu. Kegiatan pelatihan mekanik tersebut dihadiri langsung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ganjar mengapresiasi inisiatif BAZNAS Jawa Tengah, dan SMKN Jateng yang berkolaborasi membuat pelatihan keterampilan bagi penyandang disabilitas.
“Manfaat pelatihan itu sangat banyak sekali. Yang sebelumnya saya tidak tahu menjadi tahu, bisa mengerti atau memperbaiki sepeda motor, masalah rantai atau nyetel klep atau mesin. Kalau matic (mesin) bisa ganti roller, vanbelt, yang sebelumnya tidak tahu, menjadi tahu. Lebih paham," kata Budi di rumahnya di Desa Alastuwo, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Kamis (19/1/2023).
Budi juga menuturkan, dirinya saat ini bisa kerja di bengkel sepeda motor milik saudaranya yang berlokasi masih satu desa. Ia bekerja menangani kerusakan sepeda motor pada umumnya, seperti yang dikerjakan montir lain di bengkel tersebut.
Selain kerja di bengkel sepeda motor, ia juga membuka bengkel modifikasi sepeda motor roda tiga yang biasa dipakai para difabel di rumahnya. Di bengkel modifikasinya, Budi bisa menyelesaikan pengerjaan sekitar dua minggu tergantung tingkat kerusakan.
Dulu, sebelum mengikuti pelatihan, ia tak bisa mengelas secara sempurna. Dia sempat mendapat komplain dari pelanggan karena hasil garapannya tidak bagus.
Namun setelah mengikuti pelatihan dari Pemprov Jateng di Semarang, kemampuannya mengelas mengalami peningkatan. Budi bisa mengelas lebih bagus, halus dan lebih kuat, sehingga tak ada lagi komplain dari pelangannya.
"Pelanggan saya lebih puas dengan pelayanan yang saya berikan. Selain dari manfaat ilmu, juga menambah ekonomi rumah tangga saya. Saya memiliki anak yang masih sekolah. Jadi pelatihan ini bagi saya dan teman difabel manfaatnya sangat besar," ucapnya.
Bengkel modifikasi sepeda motor roda tiga yang ia buka di rumahnya, ia kelola sendiri. Namun, jika sedang ada banyak orderan, ia mengajak keponakannya untuk membantu di bengkel.
Dalam satu bulan, rata-rata ia mendapatkan orderan modifikasi sebanyak tiga unit. Para pengguna jasanya berasal dari berbagai kota, di antaranya Banjarnegara, Pekalongan, Batang. Untuk pengirimannya, ada yang ia kirim menggunakan jasa paket, dan ada juga yang ia antar sendiri.
"Bahkan ada yang saya naiki. Sekalian ngetes juga modifikasi saya bagus apa enggak. Ternyata, sampai Batang, sampai Banjarnegara, motornya lancar. Sampai Rembang, motor lancar," jelasnya.
Selain menerima jasa modifikasi, Budi juga menjual motor modifikasi khusus bagi para penyandang disabilitas. Sepeda motor hasil modifikasinya itu, ia tawarkan melalui Facebook.
Per bulan, rata-rata ia bisa merakit satu unit sepeda motor modifikasi. Harga jualnya bervariasi, ada yang dijual Rp 5 juta, Rp 7 juta, bahkan ada yang dijual hingga Rp 10 juta per unit. Harga ditentukan tahun produksi sepeda motor dan banyaknya fungsi.
"Masalah penghasilan, satu motor minim dapat Rp 1 juta. Saya sendiri di samping membantu, menolong teman-teman juga dilihat dari ekonomi teman-teman. Misal konsumen saya, bapak-ibunya kaya, ongkosnya bisa lain lagi. Prinsipnya saya, teman-teman bisa ke mana-mana sendiri," harapnya.
Budi mengucapkan terimakasih kepada Pemprov Jawa Tengah dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo karena telah memberikan fasilitas pelatihan gratis kepada para penyandang disabilitas.
"Terima kasih kepada Pemprov Jawa Tengah, pada Pak Ganjar yang sudah memberikan fasilitas pelatihan," ungkap Budi.(rls/wil)