(kebumenekspres com) SEMARANG - Di tengah kondisi ekonomi keluarganya yang sedang terpuruk, Yunita Safitri, tiba-tiba mendapatkan ide untuk membuka usaha bandeng presto. Meski, dia sadar ada banyak usaha bandeng presto yang lebih dulu berdiri di Kota Semarang, tempat tinggalnya.
Idenya membuka usaha bandeng presto rumahan tercetus saat suaminya kehilangan pekerjaan. Suaminya yang menjadi tulang punggung keluarga, menjadi korban pemberhentian kerja akibat pandemi Covid-19.
Nita, sapaan Yunita, menyadari bahwa ia tak boleh menyerah saat keluarganya dilanda kesulitan ekonomi. Dia harus tetap berusaha agar dapur rumahnya tetap mengepul.
Hingga akhirnya, tercetuslah ide untuk membuka usaha produksi bandeng tulang lunak. Dia memberi nama usahanya tersebut Bandeng Presto Blendug.
Ia menceritkan, ada banyak tantangan pada saat awal ia merintis usahanya. Berbagai cara dilakukannya untuk dapat memasarkan produk. Di antaranya, Nita memanfaatkan promosi Lapak Ganjar supaya produknya banyak dikenal.
Dan benar saja, produknya mendadak banyak dikenal setelah dipromosikan di Lapak Ganjar. Dia tak menyangka usaha bandeng kemasan miliknya makin berkembang dalam waktu singkat. Bahkan pasarnya tidak hanya lokal saja, namun bisa menembus pasar mancanegara.
Awalnya, warga Perum Griya Buana Blok AB nomor 7 Bangetayu, Kota Semarang, itu memaksimalkan media sosial untuk memasarkan produk bandengnya. Termasuk promosi di Instagram, melalui akunnya @BandengBlendug.
Wanita yang juga berprofesi sebagai guru Bahasa Inggris di lembaga bimbingan belajar ini kemudian menjadi pengikut (follower) akun Instagram Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yaitu @ganjar_pranowo.
Setelah itu, ia mendapat informasi bahwa melalui akun Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ada program Lapak Ganjar, yang bisa dimanfaatkan pelaku UMKM. Program tersebut membantu pelaku UMKM mempromosikan barang dagangannya secara gratis. Nita pun mencoba mengikuti program tersebut dan mendapatkan hasilnya.
"Kalau tidak salah sudah dua kali direpost Pak Ganjar. Alhamdulillahnya setelah direpost beliau itu, penjualan juga naik. Alhamdulillahnya tambah naik. Yang tadinya hanya dari tingkat dalam kota, jadi antar kota, antar provinsi, di luar pulau Jawa sampai akhirnya ada beberapa customer kami yang merupakan tenaga kerja di luar negeri ada di Hongkong, Jepang, Malaysia, dan beberapa negara Asia lain," kata Nita di rumahnya, Sabtu (21/1/2023).
Produknya mulai banyak dikenal hingga mancanegara. Para konsumennya yang tinggal di luar negeri mengaku mengetahui produknya setelah direpost Lapak Ganjar. Mereka adalah para tenaga kerja Indonesia yang jadi pengikut akun Instagram Gubernur.
Melalui program Lapak Ganjar, usahanya semakin maju dan berkembang. Nita menuturkan, sebelum dibantu promosi lewat Lapak Ganjar, penjualan produknya hanya di kisaran ratusan bungkus saja. Namun, setelah produknya direpost oleh Ganjar Pranowo, penjualan produknya mencapai ribuan bungkus, bahkan pelanggan atau konsumennya berasal dari mancanegara.
Tidak hanya itu, produknya kini juga telah dijajakan di beberapa toko oleh-oleh di Semarang. Alumni Universitas Diponegoro Semarang ini juga membuka kesempatan bagi reseller yang mau ikut menjual produknya, dengan harga langsung dari produsen.
Nita menilai, Lapak Ganjar sangat banyak membantu pelaku UMKM seperti dirinya dalam berpromosi, karena tak perlu mengeluarkan ongkos promosi. Lapak Ganjar memberi peluang agar produk UMKM yang baru dirintis semakin banyak dikenal masyarakat.
"Dengan adanya Program Lapak Ganjar, kami merasa penjualan kami lebih tinggi dan tentu menambah penghasilan kami, bisa mencukupi kebutuhan kami, serta memperbesar usaha kami," ujarnya.
Nita menuturkan, Bandeng Presto Blendug merupakan produk ikan bandeng sehat khas Semarang. Perbedaan produknya dengan produk serupa lainnya yakni dia tidak menggunakan tambahan MSG atau bahan kimia lain yang berbahaya bagi kesehatan.
"Sehingga bandeng kami sangat mungkin dan sangat dianjurkan dikonsumsi semua orang. Mulai dari anak-anak sampai lansia. Semuanya bisa aman mengonsumsi. Tidak perlu takut ada kandungan yang berbahaya," jelasnya.
Adapun masa kedaluwarsa produknya sekitar dua minggu apabila disimpan di suhu ruang. Sedangkan bila disimpan di chiller bisa tahan tiga hingga empat minggu, dan jika disimpan di freezer bisa tahan hingga sekitar dua bulan.
Ia menambahkan, ada banyak manfaat yang diperolehnya dari keikutsertaannya di program Lapak Ganjar. Nita pun mengajak para pelaku UMKM di Jawa Tengah, tidak ragu untuk ikut. Lapak Ganjar sangat membantu pelaku usaha yang sedang merintis usaha, dengan menyediakan promosi gratis.(rls/Wil)