KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Tari kolosal Cepetan memeriahkan kegiatan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMP Negeri 1 Kebumen, Selasa (31/1/2023). Penampilan para siswa ini sontak menjadi pusat perhatian pada kegiatan kemarin
Kepala SMP Negeri 1 Kebumen Siti Mahmudah mengatakan, Gelar Karya P5 termasuk dalam rangkaian acara HUT ke-77 SMP Negeri 1 Kebumen, di mana sebelumnya sekolah yang menjadi Pilot Project Geopark Kebumen ini telah mengadakan bakti sosial dan sepeda santai bersama alumni.
Untuk edisi ini, sengaja mengangkat tema kearifan lokal dengan judul Geopark Kebumen Mendunia Bersama Spenza. "Tujuan Gelar Karya P5 ini supaya peserta didik mengenal situs warisan di wilayah Geopark Kebumen dan mengkreasikan dalam wujud karya."
"Bio site yang kami tampilkan kerajinan pandan dan makanan khas Kebumen, geosite tentang bentang alam, teori-teori tentang Kebumian, geo culture-nya kita mengangkat Tari Cepetan Alas oleh semua peserta kelas VII yang berjumlah 240 peserta didik,” kata Siti Mahmudah.
Merujuk pada situs Pemkab Kebumen, bahwa Tari Cepetan Alas sebagai bentuk perlawanan non fisik masyarakat untuk menakut-nakuti penjajah. Tarian ini sangat unik karena menampilkan sendratari dengan seluruh pemainnya menggunakan topeng berbagai karakter.
Pada kesempatan ini, Adhy Suroso selaku fasilitator sekolah penggerak mengatakan bahwa Gelar Karya P5 bukan tujuan akhir, namun yang terpenting bahwa kegiatan Gelar Karya P5 muaranya adalah untuk menanamkan karakter.
“Di samping nanti anak-anak itu kuat dalam akademik, tapi juga memiliki karakter profil pelajar Pancasila. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, gotong royong, bernalar kritis, sampai dengan kreativitas, ada enam, itulah yang disasar,” kata Adhy Suroso.
Masing-masing kelas dari peserta didik kelas VII menampilkan desain dan karyanya masing-masing. Beberapa diantaranya merupakan lukisan, miniatur, pernak-pernik, kuliner, dan informasi mengenai Geopark Kebumen.
Salah satu peserta didik, Annayla Diandra berkesempatan mengisahkan pengalamannya saat ia mengunjungi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Karangsambung. “Kita jadi tahu jenis-jenis batuan yang ada di Karangsambung, kita mengunjungi sungai-sungai, dan beberapa tempat yang merupakan geosite,” kata Annayla. (fur)
