• Berita Terkini

    Selasa, 14 Februari 2023

    Kalau Mau "Makmur", Pasar Tumenggungan harus Jadi "Mall Rakyat"


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Selama ini Kebumen mempunyai Pasar Induk yakni Pasar Tumenggungan yang berada di Pusat Kota Kebumen. Perubahan bangunan dan layanan kerap kali dilaksanakan demi meningkatkan minat masyakat berbelanja di Pasar Tumenggungan.


    Namun demikian hingga kini usaha untuk meramaikan pasar tersebut, tampaknya masih perlu ditingkatkan. Ini terbukti dengan masih adanya pedagang pasar yang mengaku sepi pembeli.


    Lantas bagaimana usaha yang musti dilakukan untuk meramaikan Pasar Tumenggungan tersebut? Terlebih kini hampir semua kebutuhan masyarakat sudah dapat dibeli di luar Pasar Tumenggungan.

    Pengamat Ekonomi Kreatif, Budaya, Pendidikan Sigit Asmodiwongso menyampaikan, jadikanlah Pasar Tumenggungan sebagai “Mall Rakyat”. Ini akan berdampak meningkatnya ketertarikan masyarakat untuk berkunjungan dan berbelanja di Pasar Tumenggungan.


    Dijelaskannya, Pasar Tumengungan merupakan pasar istimewa. Ini terletak di pusat kota. Sehingga jangan bebani Pasar Tumenggungan sebagai pasar tradisional. Sebab jika dijadikan sebagai pasar tradisional, mayoritas hanya akan dikunjungi oleh emak-emak.


    “Pasar tradisional terkesan hanya menyajikan kebutuhan sembako saja. Selain itu juga murni kegiatan ekonomi seperti jual beli saja,” tuturnya, Selasa (14/2).

    Sedangkan Mall, bukan hanya terdapat ruang ekonomi, melainkan juga ruang sosial atau social space. Di sebuah mall, terdapat pusat perbelanjaan, tempat tongkrong, cafe, pelayanan jasa seperti baber shop dan lainnya. Selain itu terdapat pula tempat hiburan untuk segala usia. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

    “Biarlah beban Pasar tradisional dilakukan oleh pasar satelit. Ini seperti Pasar Dorowati, Pasar Giwangretno, Pasar Sruni dan Pasar Wonosari. Pasar satelit memang mempunyai fungsi demikian,” katanya.


    Saat belanja di Mall, biasanya para ibu akan keliling untuk mencari kebutuhannya. Anak-anak akan bermain di wahana hiburan. Jika tidak mendampingi istrinya, seorang bapak akan tongkrong sembari menikmati kopi sembari menunggu istri dan anaknya puas. 


    “Selain itu, adanya pasar tradisional di pusat kota juga mempunyai kesulitan tersendiri. Seperti keperluan gudang barang, bungkar muat yang kadang menggangu jalan dan lainnya,” ungkapnya.


    Namun demikian untuk menjadikan Pasar Tumengungan sebagai Mall Rakyat, perencanaanya harus dilakukan bersama dengan perencanan Jalan Sukarno-Hatta dan Jalan Kusuma. Sehingga semua terintegrasi dengan baik.

    “Jika keramaian meningkat di kawasan Pasar Tumengungan otomatis akan meningkatkan minat beli masyarakat. Sebauah kawasan yang mempunyai ruang sosial sekaligus ruang ekonomi,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top