KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Mengusung tema Kebhinekaan Global, Sekolah Kristen Penabur Kebumen melakukan gelar karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Sabtu (4/2/2023). Para siswa pun tampil mengesankan pada pagelaran budaya yang menampilkan budaya tiga etnis Jawa, Tionghoa dan Batak itu.
Para siswa pun tak canggung membawakan Barongsai dan Tari Kipas dari Etnis Tionghoa, Kuda Lumping dari Etnis Jawa dan Tari Tor Tor dari perwakilan Etnis Batak. Kemeriahan itupun menarik perhatian masyarakat sekitar yang ikut menyaksikan kegiatan yang dipusatkan di halaman sekolah yang berada di jalan Kolonel Sugiono tersebut
Kepala Sekolah SD Kristen Penabur Kebumen, Magdalena Juni SPd, mengatakan kegiatan gelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ini untuk mengaplikasikan kurikulum merdeka belajar. Untuk edisi ini, sebanyak 91 siswa dari kelas tingkat TK, SD dan SMP Kristen Penabur ikut ambil bagian
Selain mengangkat tema kebhinekaan pagelaran kali ini juga untuk mempererat tali persaudaraan antar etnis yang dominan di sekolah Kristen Penabur Kebumen.
"Kita menampilkan pagelaran dari tiga budaya etnis, yakni etnis Jawa, Tionghoa dan Batak, dengan penampilan ini diharapkan semakin menyatu antar etnis di kebumen," kata Magdalena yang juga sebagai penanggung jawab kegiatan.
Sementara, Kepala Sekolah SMP Kristen Penabur Kebumen, Kristina Anita Dewi mengatakan, persiapan pagelaran karya P5 ini semua siswa dilibatkan, bahkan mereka berkolaborasi dalam satu penampilan antara murid TK, SD dan SMP. Ia menjelaskan pagelaran seni ini baru pertama kali digelar dalam skala besar.
"Ini baru pertama kali karena sebelumnya belum ada P5, karena menjadi satu kolaborasi semua murid butuh persiapan latihan selama tiga minggu dengan bimbingan Sanggar Kesya Kebumen," katanya.
Tak hanya itu, Kristina menjelaskan, selain penampilan pagelaran dalam gelar karya kali ini semua siswa juga menyantap hidangan khas etnis masing-masing yakni ada makanan khas Kue Mochi dari Tionghoa, Lappet dari Batak dan Gethuk serta Arem-arem dari khas Jawa.
"Dalam kegiatan ini juga melibatkan wali siswa, komite dan pengurus gereja, dengan ini harapannya kedepan semakin dipersatukan menyadari antar perbedaan di sekolah Penabur," ujarnya. (fur)