Sukoharjo - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap Rapat Kerja Jajaran Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah pada 2023 dapat merespons berbagai persoalan masyarakat. Mulai dari kerukunan umat beragama, hingga penurunan angka stunting melalui penyuluh-penyuluh agama.
"Saya senang. Ada dua hal tadi yang menarik buat saya. Satu, kontribusi Kemenag dalam penurunan angka stunting. Dua, tadi juga yang disampaikan oleh Gus Menteri (Yaqut Cholil Qoumas) agar menjaga integritas dan tidak korupsi. Ini top," kata Ganjar usai memberikan arahan dan membuka Rapat Kerja Jajaran Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah di Hotel Grand Mercure, Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, Minggu (12/3/2023).
Dalam upaya penurunan stunting, peran jajaran Kanwil Kemenag ujung tombaknya ada pada penyuluh agama. Penyuluh agama di Jawa Tengah sudah sampai di tingkat desa, bahkan rukun tetangga. Penyuluh agama dapat menjadi pendorong untuk program Jo Kawin Bocah.
"Di mana letaknya? Ternyata tadi begitu saya sebut penyuluh agama ada yang tepuk tangan, mereka hadir di sini. Kalau itu bisa mendorong program Jo Kawin Bocah untuk bisa menahan agar anak-anak kita tidak menikah dini menurut saya hebat. Ini biasanya korbannya perempuan. Maka, penyuluh agama menjadi sangat penting. Ternyata Kemenag bisa punya peran besar sekali pada penurunan angka stunting," jelasnya.
Ganjar juga mengapresiasi Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah yang telah mengukir banyak prestasi dan bahkan menjadi percontohan dalam hal kerukunan beragama. Dalam hal pengelolaan urusan Kementerian Agama juga patut diacungi jempol, karena mampu meraih banyak penghargaan.
"Maka kemudian cerita-cerita pengelolaan pemerintahan yang kurang bagus bisa dilakukan sebuah respons dan tindakan dengan membawa nilai-nilai integritas yang tinggi," kata Ganjar.
Satu hal lagi yang menjadi sorotan Ganjar adalah bagaimana cara Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah mengelola kerukunan umat beragama. Bagaimana antarumat dan tokoh agama dapat saling berkomunikasi dengan baik seperti peran yang dilakukan oleh FKUB. Tujuannya adalah menciptakan kehidupan beragama yang aman dan nyaman.
"Pak Musta'in (Kepala Kanwil Kemenag Jateng) ini punya gerakan Merah Marun yang kemudian menciptakan kerukunan umat beragama bahkan sampai tingkat RT," ujarnya.
Terkait gerakan itu, Pemprov Jateng dengan Kanwil Kemenag Jateng telah bersinergi. Ganjar sudah menerbitkan Pergub nomor 37 tahun 2022 tentang sinergitas penguatan kerukunan umat beragama di Jawa Tengah. Saat ini, sudah ada 19 desa yang mencari percontohan dari gerakan Menyemai Ramah untuk Masyarakat Rukun (Merah Marun) itu.
"Beliau setelah selesai (Diklat) datang ke saya minta dibuatkan Pergub. Saya buatkan dan sudah mulai diterapkan di 19 desa. Mudah-mudahan kerukunan umat beragama itu juga dimulai betul-betul dari wilayah yang terkecil seperti RT, desa begitu ya. Kalau itu selesai kan tidak perlu dari atas. Itu butuh tokoh-tokoh untuk bisa tampil semuanya," pungkasnya.(*)