• Berita Terkini

    Senin, 06 Maret 2023

    PCNU : Nisfu Syaban Jatuh pada 8 Maret 2023, Awal Puasa dan Lebaran Berpotensi Beda


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kebumen mengikhbarkan Nisfu Syaban jatuh pada Rabu 8 Maret 2023. Itu artinya Malam Nisfu Syaban dilaksanakan pada, Selasa (7/3) malam Rabu. Ikhbar ini penting disampaikan mengingat banyak Warga Nahdliyin yang menjalankan tradisi ibadah pada malam Nisfu Syaban.


    Ikhbarkan tersebut disampaikan oleh PCNU dalam bentuk surat dengan Perihal Ikhbar Nisfu Syaban 1444 H. Surat tertanggal 6 Maret 2023 tersebut ditandatangai Pengurus PCNU Kebumen, yakni Rais KH Afifudin Al Hasani, Katib  KH  A Adib Amrulloh Lc, Ketua  KH  Drs Moh Dawamudin Masdar MAg dan Sekretaris Moh Chasib  SAg. 

    Ketua PCNU KH Drs Moh Dawamudin Masdar menyampaikan Ikhbar tersebut merujuk pada Pengumuman PBNU Nomor: 012/LF-PBNU/II/2023 tentang Awal Bulan Sya'ban 1444 H. Dimana Awal Bulan Sya'ban 1444 H bertepatan dengan Rabu Wage 22 Februari 2023 M.


    “Keputusan tersebut didasarkan pada hasil Rukyatul Hilal Awal Syaban 1444 H. Ini digelar pada Senin (20/2) kemarin,” tuturnya.

    <
    p>

    KH Dawamudin juga menegaskan kepada Ketua MWC NUberkewajiban menginformasikan kepada para Pengurus Ranting NU,se MWCNU di wilayah masing-masing.  

    Disampaikannya, dalam hal ini terdapat perbedaan antara NU dan Muhammadiyah. Dimana Muhammadiyah menetapkan 15 Syaban 1444 H jatuh pada Selasa 7 Maret 2023. Artinya Malam Nisfu Syabannya jatuh pada Senin (6/3/2023) malam.


    “Adanya perbedaan tersebut, berpotensi Awal Ramadan dan Awal Syawal berbeda. Artinya memungkinkan awal pelaksanaan puasa dan awal lebaran terjadi perbedaan antara NU dan Muhamamdiyah,” katanya.


    Disampiakan pula, adanya perbedaan tersebut tentunya tidak perlu dipermasalahkan. Sebab semua memiliki dasar dan pandangan masing-masing. Dimana dalam menentukan awal bulan, NU menggunakan Metode Rukyatul Hilal atau pengamatan ketampakan bulan sabit saat matahari terbenam.


    Ini berdasar apda sabda Nabi SAW yang  berbunyi “Berpuasalah (dan berhari raya) karena melihat hilal. Jika tidak terlihat maka genapkanlah”.

    “Sekali lagi adanya perbedaan tersebut jangan dipermasalahkan. Kami menggunakan metode Rukyatul Hilal. Sedangkan metode lain adalah hisab yakni dengan perhitungan matematis dan astronomis,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top