KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Beberapa waktu ini, perubahan cuaca di Kebumen cukup dikeluhkan warga. Sempat sangat panas atau gerah, tiba-tiba terasa sejuk. Sejumlah warga beranggapan, cuaca yang tidak menentu ini berkait dengan erupsi gunung merapi.
Pengamatan Astronomi dan juga Ketua tim ahli Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kebumen Marufin Sudibyo saat dihubungi Ekspres menyampaikan suasana gerah di siang hari bisa disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dua faktor yakni meteorologis dan astronomis.
Pertama adalah fakfor meteorologis. Ini terjadi akibat kelembaban udara terlalu tinggi yakni kurang dari 90 persen. Biasanya hal demikian terjadi jika hendak turun hujan. Pada kelembaban tersebut, udara menjadi jenuh dengan uap air. Fenomena ini akan terbentuk awan cukup tebal. Sehingga menghalangi aliran konvektif udara yang mengandung panas yang dilepaskan paras Bumi.
“Ini faktor pertama yang membuat gerah dan panas,” tuturnya, Jumat (17/3).
Kedua, lanjut Marufin Sudibyo, yakni faktor astronomis. Setiap Maret dan Oktober, Matahari berkedudukan tepat di atas kepala atau menempati titik zenith. Bagi Pulau Jawa dalam kulminasi atas hariannya. Hal ini menyebabkan tidak adanya pembiasan sinar Matahari. Sehingga energinya tidak mengalami pengurangan. Ini berdampak pada intensitas yang diterima paras Bumi menjadi maksimal.
“Faktor ini juga dapat membuat udara menjadi panas. Apalagi jika terjadi kombinasi diantara dua hal tersebut yakni meteorologis dan astronomis,” katanya.
Cuaca yang ekstrem seperti saat ini juga dapat berdampak pada kesehatan. Untuk itu tidak disarankan meminum es, saat kondisi udara panas. Perlu diingat, tubuh bukanlah sebuah perangkat yang kebal terhadap perubahan cuaca. Saat tubuh sedang panas dan langsung meminum es atau minuman dingin, dapat menyebabkan keseimbangan tubuh akan hilangkan.
Ini pernah disampaikan oleh Dewan Pertimbangan PPNI Kebumen H Tri Tunggal Eko Sapto SKM MPH. Pihaknya menganjurkan agar tidak meminum es atau minuman dingin saat kondisi tubuh sedang panas. Lebih lanjut disampaikan jika udara panas dan langsung meminum es, tubuh akan kaget. Ini disebabkan terjadi ketidakseimbangan dalam suhu tubuh.
“Itu bisa diumpamakan sebagaimana benda yang panas dan seketika diguyur dengan air dingin. Tentunya hal itu akan membuat kerusakan,” katanya.
Menurutnya, jika dilakukan terus-menerus, ketahanan tubuh dapat berkurang. Jika ketahanan tubuh menurun, tentu virus, kuman dan bakteri dapat dengan mudah menyerang tubuh. “Tubuh juga mudah terserang flu,” ungkapnya.
Eko menganjurkan, jika menginginkan meminum es atau minuman dingin, sebaiknya diawali dulu meminum air putih dengan suhu normal (suhu ruangan). Tujuannya agar tubuh beradaptasi dengan cara menurunkan suhu tubuh. Selain itu bisa juga dilakukan dengan menunggu tubuh menurunkan suhu terlebih dahulu. Saat suhu tubuh sudah tidak lagi panas, dapat meminum es dengan aman. “Itu juga tidak boleh berlebihan, dan minumlah es seperlunya saja,” ucapnya. (mam)