KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Seekor sapi yang sempat terinfeksi virus Lumpy Skin Disease (LSD) di Desa Maduretno Buluspesantren akhirnya ditemukan mati. LSD sendiri, merupakan penyakit seperti cacar air yang menyerang sapi.
Kejadian tersebut, tentu membuat para peternak sapi di Desa Madurerno merasa was-was. Pasalnya mayoritas warga stempat merupakan peternak sapi.
Hingga kini diketahui terdapat delapan ekor sapi yang sudah terinfeksi LSD. Dari jumlah tersebut satu diantaranya ditemukan mati.
Kader Keswan Maduretno Mahkrur menjelaskan sapi tersebut sudah terinfeksi kurang lebih 15 hari. Selain menderita benjolan di sekujur tubuh, LSD juga membuat sapi mengalami penurunan nafsu makan.
“Kalau benjolan tersebut sampai pecah, maka akan menimbulkan bekas luka setelah sembuh. Hal itu juga sangat berpengaruh terhadap penampilan sapi setelah sembuh,” tuturnya, Kamis (2/3/2023).
Mahkrur juga menjelaskan, LSD sendiri tergolong penyakit yang mudah menular. Bahkan penularan dapat terjdi melalui nyamuk atau lalat yang menggigit sapi.
“Kalau ada lalat atau nyamuk menggigit sapi yang terinfeksi, kemudian berpindah menggigit sapi lainnya, maka dapat menjadi jalan untuk tertular,” paparnya.
Peternak sapi, Cahyo Kuncoro menyampaikan jika hari-hari kebelakang ini para peternak sapi sangat merasa resah dengan adanya wabah LSD. “Baru saja kemarin terjadi wabah PMK. Peternak sendiri belum bisa menarik nafas lega, kini sudah disusul dengan wabab LSD,” jelasnya.
Terkait hal tersebut, lanjut Cahyo, persoalan peternak sapi menjadi sangat banyak. LSD merupakan hal baru, sehingga peternak belum tahu cara menangani atau pencegahannya.
“Kami sangat berharap adanya sosialisasi dari pemerintah, syukur kalau dan Vaksin. Ini tentunya sangat membantu para peternak,” paparnya.
Cahyo berharap ada langkah cepat dari pemerintah dalam penanganan penyakit LSD. Sehingga tidak menimbulkan kobran lebih banyak lagi. Ini mengingat di Desa Maduretno sendiri terdapat sekitar 900 ekor sapi yang diternak.
Terkait LSD, sebelumnya juga terdata sebanyak 135 ekor sapi di Kebumen telah terinfeksi. Penyakit tersebut kini tengah dilakukan penanganan serius oleh pemerintah daerah sesuai arahan Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH.
"Bagaimana pun yang namanya penyakit atau virus harus ditangani, disembuhkan. Jangan sampai dibiarkan. Harus ada keterlibatan pemerintah untuk membantu peternak dalam proses penyembuhan agar sapi-sapi mereka tetap sehat, gemuk, dan punya nilai jual yang tinggi," ucap Bupati H Arif di Pendopo Kabumian, Selasa (21/2) lalu.(mam)