• Berita Terkini

    Selasa, 25 April 2023

    Khidmat, Ribuan Warga Muhammadiyah Shalat Ied di Alun-alun Kebumen


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Perbedaan 1 Syawal tahun ini terjadi diantara Muhammadiyah dan Pemerintah. Demikian pula di Kebumen, dimana warga Muhammadiyah merayakan Idul Fitri pada   Jumat, (21/4/2023).


    Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, warga Muhammadiyah mengawali Idul Fitri dengan Sholat Ied. Ribuan warga Muhammadiyah pun berbondong-bondong ke alun-alun untuk  menunaikan Sholat Ied pada Jumat, (21/4). Sejumlah tokoh Muhammadiyah hadir pada kesempatan itu. Shalat Ied pun berlangsung khidmat dan khusuk.


    Pantauan koran ini, para jamaah  mulai berdatangan sejak pukul 06.45. Hingga sekitar pukul 07.30  WIB, sholat ied dimulai. Para jemaah terlihat hampir memenuhi setengah dari Alun-alun Kebumen. 



    Bertindak sebagai Imam, Musyrif Pesantren Kebumen, Ust Muhrofin Lc sekaligus selaku penyelenggara Sholat Ied Muhammadiyah Kabupaten Kebumen. Menjadi Khatib kemarin, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Dr KH Tafsir MAg yang juga warga asli Kabupaten Kebumen. Tampak juga kemarin, President's Elct PB IDI 

    DR dr H Slamet Budiarto SH MH Kes, Dr Makmun Murod yang juga Rektor UMJ, Ketua PCM Kebumen dr Chanifudin MH Kes dan sejumlah tokoh lain.


    Ketua Panitia Sholat Ied Muhammadiyah Kebumen, Imam Romzan Fauzi mengatakan, Sholat Ied pada 1 Syawal 1444 Hijriyah ini diikuti sedikitnya 1200 jamaah. Pihaknya menyediakan alas tempat sholat, sound system, mimbar hingga tim kebersihan sholat.

    "Kita sediakan fasilitas sholat hingga tim kebersihan, sehingga usai sholat digelar tidak ada sampah di alun-alun Kebumen," katanya didampingi Rustin Atmaja panitia lainnya.



    Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Dr KH Tafsir MAg mengatakan, perbedaan antara Muhammadiyah dan pemerintah dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri 1444 hijriah tidak perlu dipersoalkan dan diharapkan seluruh umat muslim di tanah air saling menghargai alih-alih mempersoalkan perbedaan.


    "Islam adalah agama yang mengajarkan penghormatan terhadap alam, bahkan dalam kondisi yang paling terdesak dan genting seperti keterpaksaan, tetap kita wajib untuk melaksanakan. "


    "Idul Fitri atau Lebaran adalah momen yang dipahami sebagai kemenangan bagi umat Islam. Momen setelah mengakhiri Ramadhan dan menjadi sosok manusia baru yang telah bertobat. Idul Fitri adalah momen saling merayakan masing-masing kesalahan dengan saling memaafkan," ujarnya


    Sementara itu, Dr KH Tafsir kepada wartawan menjelaskan, penetapan tanggal 1 Syawal 1444 H kali ini yang bersamaan dengan tanggal 21 April 2023, adalah hasil perhitungan hisab hakiki wujudul hilal. 


    Hal itu berdasar dari perhitungan yang tepat bahwa tanggal 21 April 2023 bertepatan dengan matahari terbenam bulan, sehingga sudah mewujudkan ketinggian 1 derajat. Hingga kemudian, pemerintah menetapkan 1 Syawal 1444 jatuh pada Sabtu (22/4)


    Perbedaan ini bukan hal baru sudah sering terjadi. Tafsir menjelaskan kedepan akan sering terjadi perbedaan, karena karena pemerintah sekarang ini mengambil grid ketinggian hilal rukyah 3 derajat.

    "Ini sudah sering terjadi, dulu yang 2 derajat saja kadang kita beda apa lagi sekarang 3 derajat lebih besar kemungkinan berbeda," katanya kepada Kebumen Ekspres usai sholat ied.

    Tafsir menjelaskan, penetapan ketinggian hilal di Muhammadiyah tahun ini pada Jumat (21/4) berada di ketinggian 1,7 derajat. Lanjutnya dari laporan, ketinggian hilal di daerah tertentu mencapai 2,8 derajat.


    "Memang sekarang ini tanggung ya, kalau sekarang ini (Jumat) kita rendah besok sudah ketinggian, ini berada posisi kita kesulitan dilema, bukan beda bukan jadi berada pada posisi kesulitan itu yang harus dipahami, perbedaan itu hal yang wajar yang harus dipahami, sehingga pendapat keduanya tidak boleh dimutlakan," jelasnya.


    Lebih jauh, Tafsir menjelaskan sholat ied yang di gelar di alun-alun Kebumen diharapkan menjadi bagian membangun diri serta menyuscikan diri memasuki syawal. Ini juga menjadi momen kembali kepada kesucian. "Ramadan kemarin bisa mensucikan diri, tidak boleh lupa kembali ke tanah tumpah darah," ujarnya


    Tafsir pun sangat mengapresiasi antusiasme warga Muhammadiyah di Kebumen. Shalat Ied kemarin disebutnya sangat meriah dan khidmat. Bahkan, selain warga Muhammadiyah, banyak juga masyarakat lain yang ikut serta pada Sholat Ied hari Jumat itu.


    "Selain warga Muhammadiyah dan simpatisan ada warga juga yang ikut sholat, bisa jadi tadi kalau sama-sama satu bulan kenapa tidak cari diskon, ya kan... toh 29 namanya sebulan dan 30 juga sebulan, kalau 29 sah kenapa tidak ambil yang 29, ada orang iseng seperti itu tidak ada juga, bisa jadi itu bukan orang Muhammadiyah tapi menggunakan kesempatan diskon yang ada," katanya sembari tertawa kecil dan seraya menyebutkan setiap tahun dirinya pasti merayakan lebaran di Kabupaten Kebumen. (fur)




    Berita Terbaru :


    Scroll to Top