KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Bupati Kebumen Arif Sugiyanto turut prihatin banyaknya kasus Lumpy Skin Disease (LSD) yang banyak menyerang sapi di Kebumen. Melihat kondisi itu Bupati Kebumen bakal mengajukan permintaan vaksin LSD kepada pemerintah pusat.
"Kita prihatin karena LSD kita cukup tinggi. Ini kita sedang mengajukan kembali ke Kementrian dan melalui provinsi," katanya saat acara jumpa pers dan gelar pasukan PDAM Kebumen di Trio Azana Style Kebumen, Minggu (9/4/2023)
Bupati menyampaikan, laporan yang ia terima, Kebumen baru mendapat 200 dosis vaksin LSD. Jumlah itu jelas tak sebanding dengan jumlah populasi sapi di Kebumen. Bahkan, jauh dari cukup mengingat saat ini sudah ribuan sapi terpapar LSD
"Kasus LSD di Kebumen sepertinya masih di angka 0,4 persen dari jumlah populasi. Disisi lain, dari kasus LSD ini angka kematian lebih rentan, berbeda dengan penyakit kuku dan mulut. Dari jumlah populasi sapi di Kebumen, kasus penyakit LSD ini lebih rentan menyerang jenis sapi PO.
Kasus LSD ini memiliki ciri-ciri bentol-bentol seperti cacar pada tubuh sapi hingga menyerang organ dalam. Kerentanan kematian dinilai lebih tinggi jika kasus LSD ini menyerang sapi berusia dini.
Bupati juga memberikan kabar bagi kepada para peternak. Yakni dengan memberikan treatment lebih intens kepada sapi agar lebih terjaga stamina, daya tahan tubuh dan kesehatannya. Seperti pemberian pakan yang berkualitas bagus, hingga kebersihan sapi dan kandang lebih diperhatikan secara intensif.
"Kabar baiknya agar sapi tidak gampang terserang LSD yakni dengan dijaga staminanya, kandangnya lebih dijaga kebersihannya, pakannya yang bagus, hingga diberikan penambahan suplemen rempah-rempah untuk menghangatkan dan menjaga daya tahan tubuh sapi agar tetap terjaga," ujarnya
Di bagian lain, salah satu peternak di Buluspesantren, Anton menyampaikan LSD sudah sangat mengkhawatirkan. Di desa tempat tinggalnya, LSD sudah menyerang sekitar 90 persen populasi sapi di tempat itu. "Sapi di sini hampir semuanya kena LSD. Sudah begitu, kasus baru terus ditemukan," katanya sembari mengatakan ada sekitar 1000 sapi di desanya
Anton, yang warga Desa Maduretno Kecamatan Buluspesantren itu menyampaikan, meningkatnya kasus LSD juga diikuti dengan kematian sapi ternak. "Sudah ada lebih dari sepuluh sapi yang matia atau harus dibawa ke jagal (dipotong)," katanya
Mirisnya, sejumlah petani terpaksa membuang mayat sapi ke sungai Kedung bener yang mengalir di wilayah tersebut. "Kita sangat pusing dengan adanya LSD ini. Saya mohon pemerintah bertindak cepat, misalnya dengan pengadaan vaksin," harapnya diamini Puji, petani lain. (fur/cah)