KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Keluhan sejumlah peternak terkait merebaknya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) sepertinya menggambarkan kondisi di lapangan. Setidaknya ini terlihat dari data Pemprov Jawa Tengah yang menyebut Kabupaten Kebumen merupakan daerah yang paling parah terkena virus LSD
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyampaikan, data terakhir menyebutkan ada 4.976 kasus LSD di Kebumen. Angka ini membuat Kebumen menjadi daerah yang paling terdampak LSD dibanding kabupaten kota lainnya di Jawa Tengah
Untuk itu, pemerintah daerah terus gencar melakukan berbagai penanganan demi menekan angka kenaikan kasus LSD. Pihaknya berupaya mendorong pemerintah pusat untuk memberikan tambahan vaksin
"Saya tentu prihatin akan perkembangan kasus LSD yang menyerang sapi-sapi di Kabupaten Kebumen. Untuk itu, kami tengah gencar melakukan berbagai upaya penanganan, salah satunya adalah vaksinasi," ujar Bupati, kemarin
Kabar menggembirakan, ujar Bupati, Kebumen mendapatkan alokasi 1.200 vaksin LSD seperti yang ia usulkan beberapa waktu lalu. "Alhamdulillah kali ini kita mendapatkan jatah 1.200 vaksin untuk diberikan kepada sapi-sapi yang dinyatakan sehat," ujar Bupati
1200 vaksin ini sangat berarti. Mengingat sebelumnya, Kebumen baru bisa melakukan 250 vaksinasi karena alokasi vaksin yang masih sangat terbatas. "Dengan banyaknya kasus di Kebumen, kita tidak henti-hentinya meminta tambahan vaksin karena tentu saja vaksin yang saat ini tersedia belum mencukupi, dan target kita semua sapi bisa diberikan vaksin," tegas Bupati
Di Jawa Tengah sendiri, lanjut Bupati disebut tertinggi se Indonesia, dan pemerintah daerah telah mengusulkan 30 ribu dosis vaksin ke pemerintah pusat. Mengingat LSD hanya menyerang sapi jenis PO. Sementara kabupaten Kebumen sendiri termasuk penghasil sapi PO terbaik.
Selain itu, pemerintah berupaya memberikan bantuan sapi kepada peternak, terutama kepada petani yang sapinya mati karena LSD. Untuk diketahui data sementara di kabupaten Kebumen ada 37 sapi yang mati karena terserang LSD. "Insya Allah akan kita anggarkan agar sapi-sapi yang mati bisa ada gantinya lagi," tuturnya.
Bupati meyakinkan kepada masyarakat bahwa LSD ini bisa disembuhkan. Untuk itu demi menjaga stabilitas harga sapi, Bupati meminta kepada peternak tidak buru-buru menjual sapinya yang sakit, karena pasti akan dihargai murah. Lebih baik untuk diobati lebih dulu.
"Saya juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu rutin menjaga kebersihan kandang. Karena LSD ini disebarkan oleh lalat dan nyamuk Perlu dipahami bersama bahwa daging sapi yang terkena LSD aman dikonsumsi," tegasnya.
Sapi yang telah divaksin nantinya akan diberi tanda anting di telinga, kemudian dimasukan datanya ke ISIKHNAS. Yaitu sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang mutakhir. Dengan sistem ini data sapi yang telah divaksin bisa dipantau secara nasional, baik jenis, kepemilikan, dan kesehatanya.
Adapun ciri sapi yang sehat, yakni suhu badan normal tidak boleh mencapai 40 derajat celcius, mata bersih, dan mulutnya kering. Adapun sapi yang tidak sehat dilakukan karantina dengan diberikan pengobatan seperti pemberian vitamin, penambah darah agar daya tahan tubuhnya kuat.
"Kami harapkan masyarakat memahami. Vaksin akan berdampak sementara terhadap kondisi tubuh sapi, seperti halnya ketika kita divaksin Covid-19, ada rasa-rasa pegal dan panas. Tapi itu tidak masalah, dan harus dilakukan agar kekebalan sapi ini meningkat," terangnya.(fur)