Karyawan Rela tak Digaji, hingga Warga Muhammadiyah Iuran Bumbu Pawon Untuk Masakan Pasien
Tak berasa, rumah sakit PKU Muhammadiyah Sruweng kini telah 38 tahun melayani sektor kesehatan bagi warga Kebumen. Pihak rumah sakit pun baru saja merayakan Milad mereka itu. Sejarah panjang dan lika-liku mengiringi perjalanan RS hingga sebesar seperti saat ini
-------------------
A SAEEFURROHMAN, Sruweng
-------------------------
Direktur RS PKU Muhammadiyah Sruweng, dr Hasan Bayuni mengatakan pada usia 38 yang jatuh pada 5 Mei 2023, PKU Muhammadiyah Sruweng menggelar milad dengan tema 38 Tahun Melintasi Zaman.
Tema itu sengaja dipilih, untuk mengingatkan kembali perjalanan mereka dari awal berdiri hingga saat ini. Kembali ke masa silam, PKU Muhammadiyah Sruweng tidaklah ujug-ujug menjadi rumah sakit besar seperti saat ini
Bahkan ada cerita mengharukan dalam perjalanan panjang itu. Berdiri pada tanggal 5 Mei 1985, RS PKU Muhammadiyah Sruweng "hanya" balai pengobatan dan klinik bersalin. Di masa ini lah mereka belum bisa menutup biaya operasional hingga gaji karyawan.
"Sempat para karyawan rela bekerja tidak digaji. Juga manajemen tak punya dana untuk makan pasien rawat inap. Hingga kemudian warga Muhammadiyah harus iuran bumbu pawon dan makanan untuk pasien," kenangnya
Namun, cerita "getir" di masa itu, menjadi kenangan manis di usianya yang ke 38 tahun ini. Mereka kini punya sarana lengkap dan fasilitas medis yang mumpuni untuk melayani pasien dan warga Kebumen dan sekitarnya
Jadi wajar kiranya, ujar dr Hasan, pihak rumah sakit merasa perlu merayakan Milad tahun ini. Ini juga sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh KH Chamdani Alm, yang mewakafkan tanahnya untuk melahirkan sebuah balai pengobatan dan klinik bersalin Muhammadiyah.
Balai pengobatan dan klinik bersalin (BPRB) dikelola ketika itu oleh seorang perawat sekaligus seorang bidan yang bernama Hj Nurhidayati yang saat ini Wakil Direktur Umum dan Keuangan.
"Bu Hj Nur Hidayati ini merupakan bidan pertama, bisa ditanya sama beliau sejak awal berdiri, berapa tahun tidak digaji, bahkan dulu warga Muhammadiyah iuran bawah merah dan makanan agar pasien bisa tetap terlayani, karena waktu itu masih berjuang melayani kesehatan dan belum ada pendapatan, namun tetap semangat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," ujar Hasan.
Saat ini, memasuki usia ke 38, dokter Hasan bertekad melanjutkan perjuangan para pendahulunya itu. Ia berjanji akan memaksimalkan sistem yang semakin profesional.
RS PKU Muhammadiyah Sruweng saat ini sudah memiliki beberapa dokter spesialis, mulai dari dokter spesialis anak, dr Sylvi Febriza Rizkasari MKed (Ped)SpA, dokter spesialis anestesi dan spesialis paru.
"Kedepan akan ada dokter spesialis jantung, radiologi, saraf dan spesialis bedah, saat ini kami sedang berupaya untuk menghadirkan dokter spesialis bedah syaraf. Karena itu kami harus betul-betul menanamkan profesionalisme, walaupun eranya sudah berubah, walaupun sistemnya sudah berubah lebih profesional kami tidak boleh melupakan pondasi pondasi yang sudah dibangun oleh para sesepuh kami," tambah Hasan Bayuni.
Ia menambahkan pada 38 tahun lintasi zaman ini, pihaknya berharap akan terus tumbuh dan berkembang, serta dapat memberikan manfaat lebih besar lagi untuk masyarakat.
"Di PKU Muhammadiyah Sruweng ada semangat empat pilar MPKU, berasal dari arti agar keberadaan PKU Muhammadiyah Sruweng ini semaksimal mungkin bisa menghadirkan kesejahteraan bagi empat pilar PKU, yakni Muhammadiyah, PKU ini sendiri terus berkembang, Karyawan, dan Umat atau masyarakat sekitar, semakin besarnya PKU semakin besar pula Muhammadiyah, semakin besar pula karyawan dan fasilitas kualitas rumah sakit yang dirasakan oleh masyarakat," ujarnya.
Pada milad itu, diserahkan satu unit mobil ambulance dari Bank BRI Cabang Gombong dan 100 karyawan mendapat jaminan dari BPJS Ketenagakerjaan. Hadir pada acara itu, Perwakilan PDM Kebumen, Kepala Dinkes PPKB Kebumen, serta jajaran tokoh Muhammadiyah dan kepala desa di sekitar PKU Sruweng.
(fur)