CILACAP - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa Tengah, boarding dan semi boarding melakukan visitasi ke rumah 1.125 calon peserta didik yang berasal dari keluarga miskin, pada masa penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2023/2024.
“Seleksi tahap III ini meliputi tes validasi, di antaranya psikotes, tes kesehatan, tes kebugaran, wawancara hingga visitasi ke rumah masing-masing calon siswa,” kata Kepala SMK Negeri Jateng Kampus I Semarang Samiran di Semarang, Minggu (7/5/2023).
Pantauan di lokasi, tim visitasi mendatangi kediaman seorang calon siswa, Adelia Rose Hawa (14) warga Desa Semampir, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap.
Adelia mendaftar sebagai calon siswa di SMKN 1 Demak semi boarding.
Sehari-hari, Adel tinggal bersama neneknya yang bernama Jumirah (70). Kedua orangtuanya meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas, 2019 silam.
Rumah Adel tampak disekat menjadi dua bangunan. Bagian bangunan yang lebih besar sengaja disewakan. Hasil sewanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Semoga dapat diterima di SMK semi boarding. Saya ambil jurusan Desain Komunikasi Visual karena saya senang dengan jurusan itu. Selain juga bisa membantu ekonomi keluarga. Untuk membantu biaya sekolah. Orangtua kan sudah enggak ada," kata gadis yang berprestasi di cabang olahraga bulutangkis ini.
Jumirah menuturkan, untuk membiayai sekolah ketika Adel duduk di bangku SMP, dia dibantu oleh sejumlah anggota keluarga lainnya. Jumirah menuturkan, sejak menjadi anak yatim piatu, biaya hidup dan sekolah Adel menjadi tanggung jawabnya.
"Doanya semoga Adel sukses, lancar. Semoga terus lancar buat masa depannya nanti. Kalau mbah enggak ada, kan sendirian. Mudahan sukses. Cita-cita jadi polwan, perawat," ungkap Jumirah sembari menyeka air matanya, mengingat kejadian yang menimpa orangtua Adel.
Sementara itu, orangtua calon siswa lain, Supriyatun (44) warga Desa/Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, mengatakan rumahnya baru saja didatangi petugas SMKN Jateng. Dia berharap, anaknya yang bernama Alief Fadly Adiviansyah, diterima di SMKN Jateng di Kota Semarang.
"Semangat banget ingin sekolah di sana (SMK Jateng). Katanya, saya ingin berubah. Saya ingin menjadi anak yang lebih baik lagi. Ingin menjadi anak yang benar-benar baik. Menjunjung nama orangtua biar bangga. Semoga anak saya bisa diterima di sana. Saya cuma bisa berharap biar anak saya jadi lebih baik. Harapan saya ingin di sana di SMKN Jateng," ucap Supriyatun menirukan perkataan anaknya.
Wali calon siswa lain, Marwiyah (62) asal Desa Purwosari, RT6/RW2, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, menuturkan kepada petugas visitasi perihal cucunya yang ikut tes tahap III SMK Jateng.
"Kerjanya kita (saya) PRT (pembantu rumah tangga). Kakek tidak kerja. Soal biaya sekolah, selama ini kadang utang dulu. Ini anaknya minat sekolah di Semarang. Kalau memang keterima syukur Alhamdulillah. Kita, neneknya berdoa setiap hari, setiap waktu, setiap salat," kata Marwiyah di rumahnya.
Data SMKN Jateng menyebutkan, 1.125 mengikuti rangkaian seleksi tahap III. Calon siswa SMK full boarding mengikuti tes psikotes, wawancara, kesehatan dan kebugaran, serta visitasi luring. Sedangkan calon siswa SMK semi boarding meliputi wawancara dan kebugaran, serta visitasi luring, maupun daring.
Dari 1.125 peserta, akan diseleksi untuk dipilih 749 siswa yang akan diterima di SMKN Jateng di Semarang 120 anak, SMKN Jateng di Pati 72 anak, SMKN Jateng Purbalingga 96 anak. Sedangkan sisanya dibagi ke 15 sekolah semi boarding, dengan rata rata penerimaan 30 anak per sekolah.
Sekolah gratis ini merupakan program Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang dikhususkan bagi siswa dari keluarga miskin. SMKN Jateng merupakan upaya penanggulangan kemiskinan di Jateng melalui jalur pendidikan.(*)