KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang digadang-gadang akan memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang kurang mampu, ternyata belum sepenuhnya dapat dinikmati masyarakat.
Hal ini pun dikeluhkan oleh Kepala Desa Tanjungsari Petanahan Chaerudin. Pasalnya beberapa warganya, baru mengetahui kalau ternyata Kartu KISnya sudah tidak aktif saat berobat ke rumah sakit. Alhasil warga tersebut pun harus membayar mandiri.
Bukan itu saja, yang lebih miris lagi dialami oleh Muhroji (70) warga Desa Tanjungsari RT 1 RW 1 Kecamatan Petanahan. Lantaran kondisinya tidak membaik selama perawatan, dan Kartu KIS yang digunakan tidak aktif, akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk membawa pulang pasien. Naasnya, Muhroji meninggal dunia dalam perjalanan pulang ke rumah, usai memaksa pulang saat masih di rawat di ruang ICU RSUD Dr Soedirman Kebumen, Selasa (16/5/2023) lalu.
Salah seorang anak dan adik ipar Muhroji saat ditemui di rumah duka mengaku terpaksa membawa pulang pasien. Ini karena memang kondisi pasien tidak membaik, selain itu juga tak mampu bayar biaya perawatan selama tiga hari di rawat di Ruang ICU.
<“Kondisi bapak selama dirawat di ICU tidak ada perubahan membaik. Bapak malah semakin menurun kesehatannya. Kami juga tak mampu bayar biaya rumah sakit mas. KIS bapak katanya gak aktif,” tutur Slamet Trimulyono salah seorang putra almarhum kepada wartawan, Selasa (16/5).
Menurut Slamet, biaya rumah sakit selama tiga hari dirawat di ruang ICU sebesar Rp 7 juta an. Sementara Kartu KIS atas nama pasien Muhroji tidak bisa digunakan atau tidak aktif.
“Berat bagi kami kalau harus bayar biaya rumah sakit satu malam sekitar dua juta rupiah tanpa ada KIS mas," saut Giyano adik ipar almarhum.
Pekan kemarin, Muhroji yang terkena sakit stroke menahun kondisi kesehatanya menurun. Oleh keluarga sempat dirawat di rumah. Namun oleh mantri desa yang merawat akhirnya pada Sabtu (13/5) Muhroji disarankan dibawa ke rumah sakit.
“Almarhum sempat di infus dan dirawat di rumah oleh mantri desa. Tapi karena kondisi semakin menurun dan lemas karena kekurangan cairan, akhirnya dibawa ke rumah sakit," lanjut Giyano.
Setelah menjalani perawatan selama tiga hari diruang ICU RSUD dr.Soedirman (RSDS) Kebumen, kondisi pasien malah semakin menurun. Ditambah dengan KIS atas nama pasien tidak bisa digunakan alias mati, membuat keluarga pasien terpaksa membawa pasien pulang ke rumah meski kondisinya masih sakit.
Kabar berita warganya terkatung di rumah sakit karena keterbatasan biaya hingga memaksa pihak keluarga membawa pulang akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan pulang membuat Kepala Desa Tanjungsari Chaerudin murka.
Saat ditemui usai takziah dirumah duka, Chaerudin menjelaskan saat mendengar kabar berita warganya terkendala dengan kartu KIS yang tak bisa digunakan akhirnya mendatangi pihak RSDS.
“Pagi tadi saya sempat emosi sama pihak rumah sakit mas, bahkan sempat saya marah-marah. Hati nuraninya mana saat ada orang sakit ko boleh dibawa pulang,” tegasnya.
Chaerudin menyampaikan kasus tak bisa digunakannya kartu KIS yang dialami warganya tidak hanya kali ini saja. Dirinya menghitung sudah beberapa warganya yang mengaku kartu KIS mereka tidak bisa digunakan atau tidak aktif.
"Kasus warga saya yang kartu KIS nya tidak bisa dipakai bukan kali ini saja mas. Sudah ada beberapa warga yang saat berobat ternyata kartu KISnya tidak dapat digunaka, dan akhirnya harus bayar biaya mandiri," lanjutnya.
Banyaknya kasus kartu KIS yang tidak bisa digunakan oleh warganya yang notebane sebagai warga miskin, Chaerudin berharap Pemkab Kebumen melalui dinas terkait dapat memberikan solusi dan jawaban atas realita di masyarakat tentang warga miskin yang tak mampu membayar biaya rumah sakit yang mahal.
Kepala Bidang Pelayanan RSDS Kebumen dr Tri Hastuti menyampaikan pihak rumah sakit juga sudah memberikan edukasi kepada pihak keluarga pasien terkait kondisi kesehatannya. Namun demikian pihak keluarga sudah sepakat untuk membawa pasien pulang.
“Saat hendak di bawa pulang dokter juga sudah mengedukasi dan menyampaikan kalau alat bantunya dilepas, kondisi pasien bisa turun drastis bahkan bisa fatal. Namun karena sudah kesepakatan akhirnya pasien tetap dibawa pulang,” ungkapnya.
Disampaikan juga jika KIS tidak aktif hal yang bisa dilakukan yakni mengurus di Dinas Sosial. Namun itu memang membutuhkan agak waktu lama. Sementara bisa pakai umum, jika memang tidak mampu dapat meminta bantuan di Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas.
Sementara itu terpisah, Plt Kepala Dinas Sosia, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen Dwi Suliyanto SSos MSi saat dikonfirmasi menyampaikan pihaknya akan mengkomunikasikan hal tersebut kepada Dinas Kesehatan dan BPJS Kesehatan Kebumen.
“Terkiat dengan Kartu KIS, nanti akan kami komunikasikan dengan Dinas Kesehatan dan BPJS kesehatan,” ucapnya. (mam)