PEMALANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) telah menyalurkan bantuan berupa pembangunan infrastruktur senilai total Rp 1,7 miliar kepada Desa Klareyan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang.
Pembangunan infrastruktur pada 2019 hingga 2022 itu telah menjadikan Desa Klareyan jauh lebih tertata, dan lebih baik dari sebelumnya. Warga Desa Klareyan pun kini semakin sejahtera.
Kepala Desa (Kades) Klareyan, Wiharnyo mengatakan warga di desanya telah menerima dan merasakan manfaat langsung dari bantuan keuangan Provinsi Jateng. Bantuan provinsi itu diterima desa sejak 2019 hingga 2022.
"Total yang masuk diterima kami di kisaran Rp1,7 miliar. Dari Rp1,7 miliar itu masing-masing kegunaannya. Ada yang untuk talud, makadam, jalan maupun rigit beton," kata Wiharnyo di desanya, Kamis (8/6/2023).
Dia menuturkan, Pemdes Klareyan memanfaatkan bantuan dari pemprov untuk kebutuhan warga paling mendesak. Misalnya, pembangunan talud. Kebermanfaatan talud mampu mempercepat genangan banjir surut, karena air lebih mudah masuk ke saluran.
"Jadi harapannya warga lebih sehat dengan berkurangnya waktu banjir," ujarnya.
Bantuan provinsi, juga dipakai untuk pembangunan jalan. Sebab, tanah di Desa Klareyan labil sehingga perlu jalan yang lebih bagus. Pembangunan jalan meliputi pengaspalan jalan, makadam, dan jalan beton.
"Harapan dengan adanya jalan yang bagus itu akan mengurangi pengeluaran, karena minimal biaya angkut jadi lebih mahal kalau jalan jelek. Kalau kondisi jalan lebih bagus kan cost-nya lebih sedikit . Contohnya, di tengah permukiman itu ada rigit beton, di wilayah persawahan itu ada makadam. Itu sangat membantu petani," jelasnya.
Casyono, warga RT01/RW01 mengatakan, sebelum ada talud, lingkungan sekitar rumahnya kumuh. Selain tampak belum tertata, juga membahayakan orang yang melintas di dekat dengan saluran.
"Masalahnya kadang kakinya kena beling, kaca. Kalau ini kan sudah bersihlah. Tertatalah. Warga senang sekali termasuk saya ini. Tanahnya yang dulu longsor sekarang enggak. Yang kedua, ngurangin banjir. Tadinya banjir setiap kali hujan gede, sekarang mending. Kalau banjir ya sedikit ya. Tidak terlalu besar," kata Casyono.
Siti Zubaedah, wakil RT01/RW03 mengaku senang dengan adanya bantuan keuangan dari provinsi. Siti mengatakan, kini sudah tidak ada lagi masalah infrastruktur di desanya.
"Senang karena tadinya banjir, sekarang tidak (usai ditalud). Jalan yang tadinya rusak sulit dilalui sekarang sudah lancar. Alhamdulillah, itu setelah diberi bantuan Pemprov," kata dia.
Tri Ningrum, warga lain menilai bantuan dari gubernur membuat lingkungan desa lebih tertata dan lebih bersih. Menurutnya, bantuan sangat bermanfaat bagi masyarakat.
"Sebelum ada bantuan, lingkungan kurang bersih, kurang tertata, kumuh, banyak sampah berserakan. Alhamdulillah dengan bantuan yang sudah Bapak Ganjar berikan sangat bermanfaat. Kami harap semoga Pak Ganjar bisa memberikan bantuan lagi, semoga sukses dan sehat terus," terangnya.
Adanya bantuan jalan makadam juga mendapat respons positif dari seorang petani setempat, M Komarudin. Para petani, menurutnya, sangat terbantu adanya makadam. Akses petani ke sawah pun menjadi lancar. Terlebih ketika panen tiba, akses makadam menjadi sangat penting.
"Bantuan makadam sangat bermanfaat. Kami sebagai petani, akses jalan pertanian saat panen jelas sangat dibutuhkan. Manfaat makadam sangat menunjang. Sangat bagus. Petani sangat terbantu ada makadam," ujar Komarudin.
Selain itu, jalan beton yang melintasi desa juga membuat Muslihah, seorang pengguna jalan berterima kasih kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Lantaran sebagai pengusaha cuci pakaian yang biasa wira-wiri melintasi jalan beton, merasa makin nyaman.
"Jalan kampung sudah bagus. Apalagi saya yang punya bisnis laundry, biasa mondar-mandir. Baguslah. Terima kasih Pak Ganjar. Semoga sehat dan sukses," ungkap Muslihah.
Pembangunan desa memang menjadi fokus Ganjar Pranowo selama menjadi Gubernur Jawa Tengah. Terbukti, selama dua periode menjabat atau sejak 2013 hingga akhir 2023, total bantuan keuangan atau bankeu yang dikucurkan oleh Pemprov Jateng mencapai Rp8,4 triliun lebih.(*)