• Berita Terkini

    Rabu, 14 Juni 2023

    Perjuangan Nur Khanif Budidaya Itik Berbuah Manis


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Pemuda asal Desa Karanggadung Petanahan Kebumen berhasil meraup keuntungan dari usahanya berternak Itik atau Bebek Petelur. Pihaknya memelihara Bebek  dengan jumlah mencapai 600 ekor. Telurnya dijual dengan harga Rp 2.300 perbutirnya. 


    Adalah Nurkhanif peternak Bebek petelur warga setempat.  Saat ditemui beberapa waktu lalu pihaknya mengaku harus jatuh bangun dulu sebelum memulai usaha. Namun baginya pantang menyerah dalam usaha. Berbekal ketekunan dan kesabaran, akhirnya dirinya menemuka usaha yang cocok yakni berternak Bebek petelur. 

    Menurutnya, gagal dalam usaha akan menjadi kesatria, karena sudah berani mencoba. Daripada gagal dalam berjudi tentunya akan menjadi terhina. Inilah yang memantik semangatnya, untuk mendulang sukses, yakni dengan menjadi seorang pengusaha. 


    “Lebih baik kalah dalam berusaha akan menjadikan kesatria, daripada kalah dalam perjudian akan membuat terhina,” tuturnya saat akan memberikan pakan Bebek atau Itik. 

    Khanif menuturkan awal mulai membuka usaha dari tahun 2018 lalu. Ini dengan beternak ayam petelur. Namun, pada ayam petelur dirinya belum beruntung dan harus merasakan kegagalan. 


    Modal Rp 60 juta harus habis saat usah ayam petelur. Karena faktor kematian yang tinggi kala itu. Ayam sejumlah 300 ekor yang dibudidayakan, banyak yang mati karena mudahnya terserang penyakit. 

    “Saat itu, modal awal Rp 60 juta buat memelihara ayam petelur, tapi karena banyak kematian ayam saat itu saya gagal, ya mungkin waktu itu belum hoki saya," jelasnya. 

    Kemudian, setelah merasakan kegagalan untuk pertama kalinya, dia kembali bangkit dengan memelihara Bebek Petelur. Awal mula, saat itu hanya dipelihara sebanyak 25 ekor,  dan kini disyukuri telah berkembang menjadi 600 ekor. 

    Menurutnya, budidaya Bebek petelur ini sangatlah mudah, selain tahan terhadap penyakit, telur yang dihasilkan bisa setiap hari dipanen. Apalagi harga telur Bebek, dijual dengan butiran. Adapun harganya yakni Rp 2.300. Ini  tidak seperti harga telur ayam yang dijual kiloan.


    “Awal usaha Bebek petelur dengan 25 ekor dan alhamdulillah bisa berkembang. Sekarang mencapai 600 ekor,” katanya. 


    Dikatakan, untuk perawatan sendiri harus menghabiskan 80 kilogram pakan hasil racikannya sendiri. Jika dirupiahkan kebutuhan pakan mencapai Rp 600 ribu, perharinya.  Memang terlihat besar untuk biaya perawatan setiap harinya. Namun menurutnya hal tersebut sangat sebanding dengan telur yang dihasilkan. Dari 600 ekor biasanya yang bertelur mencapai 80-90 persen setiap harinya, dan akan terus bertelur hingga satu tahun kedepan. 


    “Kalau sekarang diambil oleh kemitraan dengan harga Rp 2.300 perbutirnya. Itu udah dihargai tinggi, kalo dikalikan 560 butir ketemunya ya Rp 1.288 juta perharinya, penghasilan segitu kalau di desa ya sudah lumayanlah,"terangnya. 


    Kedepan pihaknya berharap usahanya bisa terus lebih berkembang, dan melakukan inovasi untuk membuat pakan yang lebih baik lagi. Ditargetkan, dalam beberapa waktu kedepan, Bebek yang dibudidayakannya bisa mencapai 1.000 ekor, bahkan lebih. 

    Ia juga berpesan kepada generasi muda, agar jangan takut untuk memulai sebuah usaha, dan jangan takut untuk terus berinovasi.Jatuh bangun itu biasa, namun dengan berusaha akan membuka pintu kesuksesan selebar lebarnya. 

    “Ya namanya juga usaha, harus terus berinovasi apapun itu, jatuh bangun biasa, apabila istikomah pasti menemukan jalan, usaha apa yang terbaik yang bisa untuk menjadi penghidupan dan meraih kesuksesan,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top