KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Kabupaten Kebumen memjadi daerah yang sangat rentan akan terjadinya bencana. Dari bencana gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus bahkan tsunami. Menyikapi hal itu, Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH MH memerintahkan seluruh desa di Kabupaten Kebumen membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana).
Sayangnya, hingga saat ini, tahun 2023, belum semua desa membentuk Destana. Namun, kabar bagusnya Destana semakin bertambah dari waktu-ke waktu
"Pada tahun 2021 jumlah Destana di Kabupaten Kebumen baru terbentuk 70 desa dari jumlah total desa sebanyak 449 desa. Hingga tahun 2023 ini Desa Tangguh Bencana sudah terbentuk sebanyak 167 desa di 26 kecamatan, artinya sudah hampir separuh desa di Kebumen membentuk Destana," kata Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen, Haryono Wahyudi melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Kebumen Totok Ari Setyo
Totok menjelaskan, dari 167 desa yang sudah membentuk Desa Tangguh Bencana, masing-masing desa terdapat 25 personil relawan yang dilatih dengan pengetahuan kebencanaan dan siaga bencana. Jika ditotal seluruh desa di Kabupaten Kebumen terdapat 4.175 relawan Desa Tangguh Bencana.
"Tugas relawan ini jika sebelum terjadi bencana melakukan kajian risiko bencana, seperti membuat jalur evakuasi, titik aman dan titik kumpul, mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas dan pelatihan serta edukasi kepada masyarakat sadar akan rawan bencana," katanya.
Tak hanya itu, tugas relawan Destana pada saat terjadi bencana yakni melakukan kegiatan kaji cepat atau asesmen, evakuasi dan pertolongan penyelamatan, penghitungan kerusakan kerugian, dan pada saat pasca bencana relawan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi.
"Tujuan pembentukan destana salah satunya mempercepat proses penangan bencana di tingkat desa, harapan BPBD ketika terjadi bencana, maka kegiatan pengorganisasian sumber daya masyarakat penanganan kedaruratan skala desa, dapat dilakukan oleh desa termasuk dengan anggaran dana desa.
Untuk anggaran desa dapat menganggarkan untuk kebencanaan berdasar dari analisis rencana desa yang masuk di peraturan menteri desa no 8 tahun 2022," jelas Totok.
Sementara itu, Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH MH, sebelumnya mengatakan, kegiatan Destana ini dinilai sangat penting untuk peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sinergitas semua unsur dalam mencegah dan menanggulangi bencana. Apalagi Kabupaten Kebumen termasuk daerah rawan bencana.
"Dengan kegiatan ini, saya berharap akan terbangun kesamaptaan, kesigapan dan kekompakan baik sebelum terjadi, saat terjadi bencana sampai dengan pasca bencana. Upaya-upaya meminimalisasi faktor terjadinya bencana tentu harus kita lakukan. Begitu juga antisipasi datangnya bencana alam dengan melakukan kegiatan penanggulangan bencana," ungkap Bupati.
Arif mengungkapkan, anggaran pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) Kabupaten Kebumen yang semula hanya 70 desa akan dimaksimalkan menjadi 100 persen.
Bupati mengatakan, penanggulangan bencana pada dasarnya menjadi tugas dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, Bupati meminta masyarakat mengenal bencana, baik bencana alam, non alam dan bencana buatan manusia. Masyarakat juga diminta belajar dari pengalaman menghadapi berbagai bencana yang menimbulkan banyak korban.
"Salah satu komponen penting dalam konsep besar penanggulangan bencana adalah kesiapsiagaan. Karena itu pula, setiap desa diharuskan memiliki perencanaan kontijensi untuk menghadapi bencana berdasarkan pemilihan prioritas ancaman bencananya, salah satunya dengan Destana ini, Tim Desatana akan menjadi ujung tombak dan sekaligus peringan tugas kepala desa jika terjadi bencana," ujarnya. (fur)