BREBES - Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2045. Untuk itu, pemimpin masa depan harus peduli pada pengembangan sumber daya manusia.
Hal itu disampaikan Ketua Forum Kader Posyandu Indonesia (FKPI), Baharudin saat acara Gebyar Posyandu di GOR Sasana Adhi Karsa Brebes, Kamis ,(10/8/2023). Baharudin menuturkan, hal yang paling penting dalam menyiapkan generasi bangsa adalah penanggulangan stunting.
"Makanya bapak ibu semua, pemimpin juga harus peduli stunting," kata Baharudin disambut tepuk tangan seluruh peserta sambil meneriakkan nama Ganjar Pranowo.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang hadir dalam acara itu hanya tersenyum. Bersama istri, Siti Atikoh, Ganjar memang selalu kompak dalam penanganan stunting di Jawa Tengah, sehingga angka stunting di Jateng terus mengalami penurunan. Bahkan, atas prestasinya menekan angka stunting di Jateng, Ganjar dan Atikoh mendapatkan penghargaan dari BKKBN.
Merujuk Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), stunting di Jawa Tengah tahun 2018 sekitar 24,4 persen. Lalu turun pada 2019 menjadi 18,3 persen. Pada tahun 2020 turun lagi 14,5 persen, tahun 2021 menjadi 12,8 persen hingga pada tahun 2022 berada di angka 11,9 persen.
Baharudin menambahkan, selama ini Ganjar sangat perhatian pada ibu hamil, menyusui dan para kader posyandu. Menurutnya, cara itu sudah tepat dilakukan dan terbukti ampuh menurunkan angka stunting.
"Di Indonesia itu ada hampir 300 Posyandu dan 1,5 juta kader Posyandu. Kalau semua digerakkan dengan optimal, maka stunting di Indonesia bisa kita selesaikan," tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, keberhasilan Jateng menurunkan stunting karena gotong royong masyarakat yang luar biasa. Selain itu, peran kader Posyandu juga sangat penting untuk mencapai keberhasilan itu.
"Semua itu bukan keberhasilan saya, tapi peran panjenengan semua para kader Posyandu yang hebat. Kalau kita terus dorong ini, maka persoalan stunting, AKI/AKB insyaalah bisa diselesaikan. Kita mesti bekerjasama," kata Ganjar.(*)