KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini terasa sangat berbeda bagi warga Prembun. Upacara Kemerdekaan serba unik diadakan di halaman Pasar Prembun. Ratusan warga dari berbagai kalangan disatukan dalam Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi. Ini mulai dari pedagang pasar, tukang parkir, tukang becak dan warga sekitar. Upacara berlangsung meriah dengan berbagai atraksi dari warga.
Uniknya, peserta tidak hanya berada di barisan seperti lazimnya upacara bendera. Sebagian peserta berada di depan toko masing-masing bahkan hingga di seberang jalan. Belum lagi pakaian yang dikenakan juga sangat beragam. Banyak yang menggunakan baju kerja keseharian seperti tukang becak, seragam ojek online hingga rompi petugas parkir.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Prembun (HPP), Zaenal Maksun mengemukakan Upacara tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan Komunitas Pusaka Prembun (KUPU), Perguruan Tri Guna Dharma dengan dukungan dari UPT Dinas Pasar Prembun.
“Sekalipun sehari-hari kami berkegiatan di pasar,namun kami juga ingin mengungkapkan rasa patriotisme. Ketika Komunitas KUPU melontarkan inisiatif untuk mengadakan acara ini, teman-teman pedagang dan warga pasar menyambut antusias,”’ungkap Zaenal.
Sebelum upacara diadakan berbagai atraksi oleh Perguruan Pencak Silat Tri Guna Sakti. Rombongan yang dipimpin langsung oleh Guru Besar Dasuki Rahmat itu mempertunjukkan kepiawaian para atlet, mulai dari memecah bata hebel, batang besi hingga jurus double stick.
Koordinator KUPU, Fajar Elyas menyampaikan, kegiatan Peringatan Kemerdekaan ini merupakan salah satu program edukatif yang dimiliki komunitasnya. KUPU sengaja melibatkan warga Pasar Prembun sebagai perencana kegiatan hingga petugas upacara.
“Terus terang kami sangat berbesar hati melihat antusiasme teman-teman warga Pasar Prembun. Sejak dua minggu lalu mereka rutin berlatih sesuai tugas masing-masing, mulai dari pengibar bendera hingga petugas upacara,” demikan Elyas.
Menurut Kepala UPT Pasar Prembun, Mashudi kegiatan tersebut baru kali pertama terjadi di Pasar Prembun. Pihaknya sangat mendukung kegiatan yang tidak hanya membangkitkan nasionalisme namun juga membangun keguyuban seluruh elemen pasar.
Salah satu pedagang yang bertugas menjadi pengibar bendera, Darsih mendapatkan kesan mendalam dari kegiatan tersebut. Kesibukannya sebagai pedagang bumbu dan bahan masakan membuatnya tidak terlalu aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Tak heran dia menyanggupkan diri ketika diberi tugas sebagai pengibar bendera.
“Sudah puluhan tahun saya tidak mengikuti upacara bendera. Ini pertama kali saya menjadi petugas pengibar. Sekalipun awalnya grogi, Alhamdulillah tugas bisa berjalan lancar. Ini momen yang tidak akan saya lupakan seumur hidup,” tegas pedagang bumbon dan bahan masakan ini.
Widodo, petugas parkir di depan pasar berharap kegiatan semacam ini dapat dilakukan rutin. Tidak hanya peringatan kemerdekaan, momen-momen lain pun bisa diolah menjadi kegiatan yang meriah.
“Terus terang saat ini pasar mulai kehilangan keramaiannya. Dengan adanya acara-acara semacam ini masyarakat akan kembali tertarik datang ke pasar. Harapannya perekonomian di pasar juga akan terangkat,’ terang Widodo yang bertugas sebagai komandan upacara. (mam)