• Berita Terkini

    Kamis, 03 Agustus 2023

    RMI Kebumen Sesalkan Celoteh Rocky Gerung


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Kebumen Gus Fachrudin Ahmad Nawawi menanggapi terkait adanya dugaan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo yang dilakukan oleh Rocky Gerung. Pihaknya juga berharap agar aparat hukum menindak tegas penghinaan tersebut.


    Jokowi merupakan pimpinan negara. Sehingga tidak selayaknya dihina. Jika hendak mengkritik seharusnya dilakukan dengan cara yang baik. Sebab kritik yang membangun memang diperlukan. Namun harus dilakukan dengan cara yang baik dan sopan.


    Gus Fachrudin Ahmad menegaskan jika pihaknya menyayangkan terkait dengan statmen Rocky Gerung di hadapan para buruh. Sebab pihaknya adalah akademisi yang seharusnya tidak melakukan itu.


    “Rocky menyebut bajingan tolol. Ini pada acara organisasi buruh di Islamic Center Bekasi. Yang disebut adalah Pimpinan Negara Indonesia,” tuturnya, Kamis (2/8/2023).

    Ditegaskannya presiden adalah pimpinan negera. Jika hendak mengkritik boleh namun caranya juga harus benar. Dalam pandangan Islam berbuat baik harus bil maruf. Yakni berbuat baik harus dengan tindakan dan cara yang baik pula.


    “Ini tidak bisa dibiarkan. Jika tidak segera ditindak, dikhawatirkan akan mambuat gaduh di berbagai wilayah,” jelasnya, yang juga merupakan Pengasuh Ponpes Al Hasani Jatimulyo Alian itu.

    Untuk itu, lanjut Gus Fachrudin, aparat penegak hukum harus bertindak. Ini untuk meminimalisir kegaduhan di berbagai tempat yang kini mulai terjadi. Bahkan beberapa wilayah juga sudah melaporkan Rocky Gerung kepada pihak berwajib.


    “Marilah kita bersama-sama saling menjaga keteduhan dan ketentraman agar situasi dapat kondusif. Terlebih ini adalah tahun politik yakni menjelang Pemilu 2024 mendatang,” ungkapnya.

    Pihaknya menambahkan pemilu merupakan bagian dari demokrasi di Negara Indonesia. Saat pemilu setiap warga Indonesia yang mempunyai hak pilih, dapat mengunakan hak piliihnya sesuai dengan keinginannya.

    Namun demikian momentum pemilu juga dapat menimbulkan gesekan akibat perbedaan hak pilih. Jika ini tidak disikapi dengan kedewasaan dalam berpolitik tentu dapat berakibat gaduh. Disinilah pentingnya menjaga situasi agar selalu kondusif.


    “Maka dari itu hindari hal-hal yang dapat membuat gaduh dan panas suasana. Perbedaan pilihan adalah hal yang biasa dalam dinamika demokrasi,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top