SEMARANG - Ketua Dekranasda Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar sumringah saat menghadiri Semarang Fashion Trend (SFT), rangkaian acara Embracing Festival Jateng Syariah (Fajar) 2023 di BBPLK Semarang, Jumat (11/8/2023) malam.
Sebab, para santri dari sejumlah pondok pesantren yang ada di Jawa Tengah, dilibatkan dalam acara tahun ini. Malam itu, ada delapan finalis terpilih yang memamerkan masing-masing dua desainnya.
“Luar biasa. Jadi kita bisa melihat, tenun dipadukan dengan batik, kemudian tenun dibikin gaun indah sekali, dibikin baju kasual juga indah, dan ini kelihatan anak-anak semakin kreatif dan inovatif,” katanya.
Atikoh mengatakan, kegiatan ini merupakan terobosan bagus bagi desainer muda untuk mengaktualisasikan diri. Apalagi, para santri itu juga mendapat pendampingan dari desainer profesional yang tergabung dalam Indonesian Fashion Chamber (IFC), di antaranya Desainer Ina Priyono.
Atikoh juga semakin kagum, sebab para peserta sama sekali belum pernah terjun sebagai desainer profesional, tetapi bisa menunjukkan karya yang luar biasa.
“Jadi ini adalah talenta-talenta yang luar biasa, yang nanti bisa digodog teman-teman di SFT dengan para desainer yang sudah profesional, agar nanti mereka bisa tambah berkembang,” ujarnya.
Delapan finalis Jateng Modest Desain Competition yang terpilih malam itu, antara lain berasal dari Jepara, Kebumen, Kudus, Purworejo, Demak, Semarang, dan dua dari Kota Semarang.
Atikoh optimis Jawa Tengah mampu menjadi kiblat mode fesyen muslim. Selain karena talenta dari anak muda yang luar biasa kreatif, kata Atikoh, Jawa Tengah punya banyak sumberdaya atau bahan baku yang bisa digunakan.
“Kalau semakin banyak ruang mereka untuk bisa tampil, itu tentu juga akan memberikan dampak luar biasa dan motivasi yang luar biasa untuk terus berinovasi,” tandasnya.(*)