BANJARNEGARA – Anisa Nur Azizah (20) warga Desa Kalibombong, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara merasa sangat bersyukur lantaran biaya pengobatan ibunya ditanggung seluruhnya oleh Program JKN. Anisa dan Ibunya telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Pekerja Bukan Penerima Upah yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah (PBPU PD Pemda) Kabupaten Banjarnegara.
Ditemui di sela-sela aktivitasnya, Anisa ibunya tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara karena penyakit gagal ginjal. Ia menceritakan awal mula ketika ibunya menderita penyakit yang menurutnya sangat ditakuti oleh banyak masyarakat Indonesia.
Menurutnya, ibunya memiliki riwayat sering mengonsumi makanan dan minuman dalam kemasan dan kurang minum air putih dalam jangka waktu yang cukup panjang. Akibatnya dokter memvonis ibunya menderita diabetes. Lantaran penyakit diabetesnya yang tidak terkontrol, menyebabkan fungsi ginjal ibunya tidak dapat berfungsi dengan baik.
“Ibu suka makanan dan minuman manis, padahal sudah saya ingatkan untuk menghindarinya,” cerita Anisa.
Beberapa hari yang lalu, ibunya merasa sesak nafas dan sakit di bagian dada dan perut. Merasa ada yang tidak normal dengan sakit yang dialami ibunya tersebut, tanpa berpikir panjang ia segera membawa ibunya ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara. Sesampainya di rumah sakit, petugas meminta KTP ibunya untuk dilakukan pengecekan. Anisa sendiri saat itu merasa tenang karena ia telah mengetahui ibunya telah terdaftar sebagai peserta JKN.
“Sudah cek lewat Aplikasi Mobile JKN dan kami sekeluarga sudah terdaftar. Hanya saja memang tidak memiliki kartu fisik JKN. Saya juga sudah mengetahui kalau saat ini bisa berobat dengan menggunakan KTP,” ucap Anisa.
Setelah dirawat empat hari dan telah dilakukan beberapa tindakan oleh dokter, kondisi ibunya pun telah membaik meskipun saat ini masih terpasang alat bantu pernafasan untuk mengurangi sesak yang diderita ibunya. Saat ini ibunya juga tengah menunggu jadwal untuk cuci darah pertamanya. Menurut dokter yang memeriksa, Ibunya menderita gagal ginjal akut dan diharuskan melakukan cuci darah rutin seminggu sekali.
“Mendengar informasi dari dokter saya cukup syok. Biaya cuci darah tidaklah murah, bisa satu sampai dua juta untuk satu kali cuci darah dan ini harus setiap minggu,” kata Anisa.
Namun kekhawatiran Anisa tersebut tidak bertahan lama karena perawat di rumah sakit menyampaikan biaya cuci darah juga dapat dijamin oleh program JKN. Anisa pun sangat lega dan sangat bersyukur karena membayangkan besarnya biaya cuci darah, keluarganya tidak akan mampu untuk menanggungnya.
“Keluarga kami dari keluarga yang biasa-biasa, tidak akan mampu membayar biaya pengobatan ibu jika tidak ada JKN,” ujarnya.
Anisa pun berkali-kali mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Pemda Banjarnegara yang telah membantu keluarganya dengan mendaftarkannya menjadi peserta program JKN. Menurutnya, program JKN menjadi salah satu program yang manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat. Bukan hanya keluarganya namun juga hampir sebagian besar masyarakat di Banjarnegara.
“Hampir semua pasien yang berobat di rumah sakit ini pakai JKN. Di ruang rawat inap bareng ibu saya ini juga pakai JKN semua. Jadi kalau Program JKN ini tidak ada atau tidak diberlakukan lagi, masyarakat akan sangat kesulitan untuk akses pengobatan,” ungkap Anisa.
Anisa berharap pemimpin yang mempunyai kewenangan pengambilan kebijakan di Banjarnegara, tidak akan pernah menghilangkan Program JKN ini. Kepesertaan JKN yang bersifat wajib ini merupakan upaya dari negara untuk memastikan seluruh warganya memiliki jaminan kesehatan guna mengurangi risiko finansial yang terjadi disaat sakit dan memerlukan pelayanan medis. Anisa memiliki harapan besar agar Program JKN ini akan tetap konsisten diberlakukan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat semakin baik dari waktu ke waktu.
“Semoga Program JKN akan selalu ada dan konsisten didalam menjamin kesehatan masyarakat,” harap Anisa.
Saat ditanya terkait pelayanan di rumah sakit, Anisa mengaku puas dengan pelayanan yang diterima. Ia tidak menemukan kendala ketika menggunakan JKN dari segi alur pelayanan. Selain itu Anisa juga mengatakan jika ia tidak merasakan adanya diskriminasi layanan, dan hal tersebut membuat Anisa semakin terkesan.
“Selama menjalani perawatan, pelayanannya sangat memuaskan. Dari saya tidak ada keluhan dan semoga pelayanan JKN di rumah sakit dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan lagi,” ungkap Anisa. (fur)